31 Des 2016

Maaf Untuk Semua dan Selamat Tahun Baru 2017

Untuk mengawali postingan kali ini, sekaligus juga untuk mengakhiri postingan gue di tahun 2016, gue ingin mengampaikan permintaan maaf kepada semua pihak yang pernah dengan atau tanpa sengaja gue sakiti hatinya, udah gue bikin marah, kesel, dongkol, atau iri, mungkin, selama tahun 2016. Ah masa sih ada yang iri sama gue?. Oke, yang iri mending dihapus aja. 

  

Dimulai dari yang paling dekat sama gue sekarang ini. Betul! Blog gue! Ehe he he
Gue mau minta maaf karena sering php-in dia selama ini. Mungkin kalau blog gue bisa ngomong, dia bakalan bilang “tidak ada lagi maaf bagimu…” mengingat sudah tidak bisa dihitung lagi betapa seringnya gue bohongin dia untuk bisa konsisten nulis di Blog. 

Gue juga mau minta maaf sama keluarga gue, terutama, Ibu gue. Gue bukan orang yang punya kepribadian hangat untuk keluarganya. Gue cenderung memendam apa-apa sendiri, dan ketika gue rasa udah nggak mampu buat menyimpannya, lantas gue meluapkan emosi gue sama beliau.



Gue mau minta maaf sama sepupu gue, Rizal. Maaf karena gue undah nyiptain jarak diantara kita. Maaf karena gue memilih untuk menghilang untuk beberapa saat ini. Semua ini karena ulah Naruto yang telah mangajari gue berbagai macam jutsunya.

  

 


Kemudian, gue juga mau minta maaf sama semua teman-teman gue. Baik temen kerja, temen kuliah, temen tidur ataupun temen tapi mesra.

Untuk temen kerja, gue minta maaf karena gue sering bikin kalian marah atas semua sikap kurang disiplin gue, sikap masa bodo gue sama kerjaan, dan semua sikap menggapangkan setiap pekerjaan yang ada. Gue tau, setiap kali gue mencari pembenaran dari kesalahan gue, kalian selalu menahan diri untuk tidak bekata kasar, walaupun pada akhirnya ketika gue gue suda melewati batas, kata-kata kasar itu selalu keluar dari mulut kalian. Seperti " Dasar lu, Jomblo!..." tidak apa, i'm strong enough...






Untuk temen kuliah, gue minta maaf karena gue kurang bisa membaur dengan kalian. Mungkin karena perbedaan pemikiran yang disebabkan oleh perbedaan umur, gue sering ngerasa gak nyambung sama obrolan dan candaan kalian. Gue lebih milih untuk menarik diri dan sibuk sendiri seolah-olah gue sedang berada di dunia yang berbeda dengan kalian. Untuk kedepannya, gue janji kalau gue nggak bisa janjiin apa-apa. Hahaha. Rasanya, gue udah terlalu tua untuk kembali mbeling sebagai seorang siswa.



Untuk temen tidur gue, Fitroh dan Mba susi. Gue minta maaf karena gue sering bikin kalian nggak nyaman sama semua sifat kekanak-kanakan gue. Gue sering tiba-tiba nangis dan ketawa kayak orang gila, terutama kalau gue lagi nonton Drama Korea. Diantara kalian berdua, gue lah yang tingkahnya masih kayak anak kecil.
Nggak kerasa kita udah tinggal di atap yang sama selama kurang lebih tiga tahun. Kita bertiga saling melengkapi satu sama lain. Ada mba Susi yang hobinya beli makanan dan Puti yang hobinya ngabisin makanan, ada Fitroh yang hobinya beres-beres dan Puti yang hobinya bikin berantakan barang-barang lagi. Pokoknya kita tuh udah kaya, hmmm kayak apa ya? Ya kayak gitulah pokoknya.
Beberapa bulan lagi mba Susi bakalan nikah sama pacarnya. Gue seneng, karena mba Susi nggak nikah sama pacar orang.



Selanjutnya, gue mau minta maaf sekaligus berterimakasih sama seseorang-yang-namanya-tidak-boleh-disebut. Maaf karena gue terlalu pengecut untuk hanya memberi sebuah penjelasan dan terimakasih karena tidak bertanya.

Gue mau minta maaf sama semua tetangga kontrakan, karena telah gagal menjadi makhluk sosial yang baik.

Gue mau minta maaf sama ibu warung, Bu Siti, gue udah durhaka nyuruh orang tua buat ngangkat galon ke lantai dua, padahal sebenernya gue mampu, tapi ya gimana ya…..

Gue mau minta maaf sama supir angkot, gue pernah beberapa kali ngedoain kalian celaka. Ya tapi itu juga bukan sepenuhnya kesalahan gue. Salah sendiri bawa angkot kayak setan, yakali gue mau mati muda.

Gue mau minta maaf sama Hp gue, diantara yang lain, sebenernya dialah yang paling terdzalimi selama ini. Dari gue melek mata, sampai gue merem lagi, dia nggak pernah luput dari kebrutalan tangan gue.

Gue mau minta maaf sama kuota internet, karena gue nggak pernah menggunakannnya secara bijak, apalagi belakang ini, gue lagi keranjingan buat download Drama Korea.

Yang terakhir, gue mau minta maaf yang sebesar-besarnya sama diri gue sendiri. Maaf karena belum bisa menjadi orang baik. Belum bisa jadi orang yang bermanfaat bagi orang lain.

Tidak banyak harapan gue untuk tahun 2017. Gue cuma ingin hidup lebih baik lagi dari sekarang. Untuk segala urusan, semoga diberikan jalan yang mudah.

Dan satu lagi, gue juga berharap untuk tidak terlibat dalam masalah yang berhubungan dengan hati, perasaan sertamerta tetekbengeknya.

HAPPY NEW YEAR!!!!!

Telolet telolet teloletttttttt!!!!!

11 Des 2016

Keberuntungan

Libur kerja merupakan hari yang gue tunggu-tunggu, dimana gue udah merencanakan segudang kegiatan untuk gue lakukan. Kegiatan itu, biasanya seperti beres-beres kontrakan, nyuci, nyetrika, beresin isi lemari, bersihin isi kulkas, ya pokoknya kegiatan yang membuat gue semakin menjadi istri-able banget lah.

Tapi apalah daya, ternyata itu semua cuma jadi wacana belaka, karena yang kegiatan yang sesungguhnya gue lakukan adalah ; bangun tidur - beli pisang goreng - ngopi cantik - nonton Drama Korea sakpole.  

Di tengah-tengah kekhusyukan gue nonton, tiba-tiba hp gue nyala layarnya, pas gue liat, ternyata ibu gue yang telpon. 
“Nanti Puti telpon balik, Mah” kata gue sambil nutup tlp. 
Durhaka banget ya gue. Hiks :’(
Mata gue kembali tertuju ke layar laptop.
 
Hari Sabtu, jadwal kuliah gue dimulai dari jam 3 sore sampai jam 6. Setelah keluar kelas, gue langsung ngibrit buat pulang, pikiran gue udah ngejokrok di depan laptop, padahal raganya masih ada di pinggir jalan nungguin anggkot. Meta yang biasanya pulang bareng gue memutuskan untuk merayakan malam Minggu entah bersama siapa. Gue di biarkan pulang sendirian. Gue dicampakan gitu aja! 
Anjir drama bets!

Semuanya berjalan seperti biasanya sampai tiba-tiba perasaan gue mulai nggak enak, ketika gue sadar “Kok dari tadi penumpang angkotnya cowo semua sih?”. Sambil menaikan tingkat kewaspadaan, gue coba buat ngelirik satu-persatu muka mereka. Ternyata memang benar, muka-muka orang Indonesia itu mencurigakan semua ya? Haha.

Kali ini angkot yang gue tumpangi nggak begitu banyak melakukan bongkar muat penumpang.(BONGKAR-MUAT). Angkot saat itu lumayan lowong, tersisa 2 orang penumpang, termasuk gue. Angkot kemudian berhenti dan naiklah satu penumpang lainnya. 

Disini gue belajar, bahwa percaya sama feeling itu hukumnya fardu ain. ketika penumpang itu naik, sempat terlintas di fikiran  gue “Ini orang mau naik angkot mukanya kok nggak selow banget sih? pake nengak-nengok dulu macem orang mau nyebrang aja”. 
Tapi  gue juga nggak begitu menghiraukan itu, dan kembali sibuk scrolling feed di insteghram.

Nggak lama setelah si muka yang nggak selow itu naik, hal aneh pun terjadi. Katakanlah si orang dengan muka yang nggak selow itu namanya Bleki, dan bapak-bapak setengah baya (yang gue sendiri nggak tau kapan dia mulai duduk di sebelah gue) itu Si om.
 
Posisi duduk gue ada di antara Si om (di sebelah kanan) dan Bleki ( di sebelah kiri).

Bleki : “Mba, bisa tolong tutupin jendela angkotnya nggak? Dingin”.

Karena gue merasa kalau guelah satu-satunya mbak-mbak yang ada di dalam angkot, tanpa mikir apa-apa, gue pun langsung reflex buat nutup jendela itu, dan kebetulan juga, gue adalah orang yang membuka jendela itu sebelumnya.

Si Bleki tiba-tiba ikut bantuin gue buat nutup jendela angkot yang posisinya ada tepat di belakang gue. Jadilah, tangan si bleki sekarang posisinya ada di belakang punggung gue. 

Beberapa detik kemudian si bleki teriak.

Bleki : “Aduh mbak-saya kejepit.. aaak!”

Setelah menyadari ada sesuatu yang aneh, tanpa menunggu lama gue langsung pindah tempat duduk (ke deket pintu angkot, sebelumnya gue duduk di bangku belakang supir ).

Bleki : “Mba tolongin saya mba, geserin jendelanya!“

Gue : “Pak, tolongin dia tuh pak, saya nggak bisa“. Gue mencoba buat minta tolong sama si om dan gue juga sempet curiga ketika si om itu punya ekspresi muka yang bodo amat dan niat nggak niat buat bantuin si bleki geser jendela angkot itu.

Si om : “ Dek, ini bantuin geserin jendelanya! “

Gue bengong beberapa saat liat ekspresi kedua orang itu.

Si om itu cowo, dia tau kalau gue minta tolong karena gue nggak bisa nutup jendela itu, tapi dia malah minta tolong balik ke gue. Dan si Bleki, dia teriak-teriak lebay kayak orang lagi sakaratul maut, padahal gue liat tangannya cuma kejepit jendela angkot, bukan kelindes roda kereta api. Dia terus nyuruh gue buat tanggung jawab.

Bleki : “Mba, tanggung jawab, geserin jendelanya!“
Si om : “Dek, dia minta tolong buat geserin jedelanya”
Gue : “Saya nggak bisa, tolongin sama bapak aja!”

Percakapan itu terus berulang selama beberapa kali. Sampai akhirnya si Bleki berhasil “nyabut” jari tangannya yang katanya kejepit itu sambil dikibas-kibasin, persis kayak orang lagi kesakitan banget. Gue coba buat liat jarinya. Kayaknya nggak ada bekas kejepit, berdarah ataupun lebam. Apa kerena emang jarinya item. buluk. jelek. Kayak orangnya. Eh?

Si Bleki kemudian turun dari angkot sambil mengumpat-ngumpat. Kampretnya, sebelum melangkahkan kaki keluar dari angkot, dia dengan sengaja menyandung kaki gue. Atau lebih tepatnya menendang. 

Setelah dia turun dan bayar ongkos, tiba-tiba dia nge-gedor jendela angkot di belakang gue.

“ANJING LU ! NGGAK MAU TANGGUNG JAWAB”

"Ebuset! Serem abis! Malam minggu macam apa ini?!!" batin gue.

Semacho-machonya mental gue, tetep aja lumer kalo berurusan sama makhluk model kayak gitu mah. Fix sekarang badan gue mulai gemeter ketakutan. Pikiran gue mulai melayang-layang ke hal-hal yang mengerikan lainnya. 

Untuk menutupi semua itu, gue mencoba membuka percakapan sama bapak supir angkot dan si om tadi.

Gue : “Bapak, itu tadi copet kali ya?”
Supir angkot : “ Bisa jadi sih neng..”
Si om : “ Iya, kayaknya copet…” kata dia pelan, dengan senyum kecut mencurigakan.

Nggak sampe semenit si om itupun turun dari angkot.

Supir angkot : “Neng, orang yang barusan turun juga copet, untung nengnya tadi sigap dan sadar ya… hahahhaa”

WATAFAAK?!!

Gue makin speechless dan gemeteran . Kalau si Bleki, gue sendiri udah yakin dia adalah copet, lah si om itu? Astaga…. Gue sama sekali nggak sadar kalau copet itu beraksinya nggak mungkin kalau cuma sendirian doang.

Supir Angkot : “Tadi pas orang pertama yang turun saya udah tau kalau dia copet, terus saya liat kebelakang, ternyata bener itu emang temennya. Dia yang terakhir turun itu biasanya yang punya tugas buat ngambil barangnya. Nanti setelah si korban sadar, dia bakalan bilang kalau orang yang pertama turun itu emang copet, supaya dia nggak dicurigai,. Setelah itu dia bakalan turun nggak jauh dari tempat si orang pertama itu turun. Mereka sering kok operasi di daerah sini, saya sering liat”

Gue : “Ooh gitu ya, Pak..” 

Rasanya gue ingin memaki si bapak supir angkot itu ya Allah, tapi takut dosa. :’( 
minimal dia ngasih kode kek, apa kek, kalau emang udah tau. 

Supir angkot : “Yang penting neng waspada aja, jangan pulang sendirian kalau bisa. Perempuan itu rawan jadi korban“

Gue : “Ya bapak kenapa nggak ikut bantuin kita buat nyegah tidakan pencopetan itu sih, pak? Kasih tulisan segede gaban di pintu angkot “ AWAS COPET ” , biar si copet nggak naik angkot bapak”

Supir angkot : “ nggak bisa lah neng, bisa-bisa saya yang nanti abis digebukin digebukin sama komplotan mereka. Jumlah mereka kan banyak. Supir angkotnya cuma satu ”

Gue : “hmm, bener juga sih”



Gue bersyukur, karena gue masih dilindungin sama Tuhan dari para pencopet lucknut itu, gue kemudia sadar "Gue yakin, Do'a ibu gue ikut ambil bagian dalam keberuntungan gue kali ini". 
-

6 tahun yang lalu, ketika untuk yang pertama kalinya gue ke Jakarta sendirian. Gue nyasar di daerah Kampung Melayu . Gue selalu inhet ibu gue pernah bilang “kalau kamu nyasar, kamu jangan keliatan panik, jangan bilang kamu nyasar juga sama orang lain, bahaya!” makanya niat buat nanya sama orang sekitarpun gue urungkan, apalagi waktu itu udah hampir tengah malem.

Dari kejauhan gue liat ada seorang laki-laki yang sepertinya jalan kearah gue. Gue bersikap seolah  gue nggak melihat dia. Lama-lama dia semakin dekat dengan posisi gue berdiri saat itu.  

Stranger : “Mba tau daerah Menteng Dalem nggak? Saya mau kesana tapi nggak tau jalannya”.

Gue bisa aja bilang nggak tau, dan pergi. Tapi feeling gue nggak ngijinin gue buat pergi. Mungkin juga karena alamat yang dia tanyakan kebetulan adalah alamat ibu gue dan gue juga emang mau kesana.

Gue : “Duh, aku juga nggak tau nih, tapi aku juga mau kesana”
Stranger : “Yang bener mba? Yaudah bareng aja. Tapi nunggu kendaraannya jangan di sini, nggak ada taxi lewat”
Gue : “Oh gitu ya? Pantesan dari tadi nggak ada kendaraan apa-apa”

Gue mengekor di belakang dia.
Singkat cerita, gue sampai rumah dengan selamat. Kita berdua turun di depan sebuah gang. Dia bayarin ongkos taxi. Dia bilang kalau rumahnya juga ada di daerah itu. Kesannya malah gue yang dianterin pulang sama dia. Dia bahkan nganter gue sampai ke depan rumah dulu, sebelum dia jalan menuju ke rumahnya. Gue sempet balik lagi buat liatin dia belok kearah mana. Tapi dia udah ilang. Wallahualam dia sebenernya manusia atau bukan. 

Nggak banyak percakapan antara gue sama dia. Dia cuma ngotot buat bayarin Taxi secara full, padahal gue minta buat patungan.Hal aneh lainnya adalah, sedikitpun gue sama sekali nggak menaruh rasa curiga sama dia. Gue seperti dihipnotis, dan nurut gitu aja buat pulang bareng sama dia.

Daebak!

“Mamah gini-gini juga selalu do’ain anak-anak mamah terus, Put ” kata ibu gue setelah gue certain hal itu.
-
Sepanjang perjalanan pulang, gue terus nginget-nginget keberuntungan apa yang pernah gue alamin selama ini. Kemudian gue terngiang sama kata-kata yang selalu di ucapkan ibu gue, mungkin cuma kata-kata  sederhana dan mainstream, tapi itulah yang selalu dia katakan dan harapkan sama Tuhan untuk anak-anaknya.
Kamu lagi sehat kan?“ 
“Ati-ati ya kalo mau ngapa-ngapain"
“Jaga diri, kamu perempuan”

“Iya mah iya, aku udah gede kok, bisa jaga diri. Mamah aja disitu yang hati-hati. Jangan sampe sakit. Udah dulu ya, aku lagi diluar “

-

“Mamah, ngapain telpon terus? Kan kemaren udah telpon?”
“Tadi mamah abis telpon Aldo, paket telponnya masih. Yaudah kalo kamu lagi sehat, ati-ati ya kalo kerja, kalo mau pergi-pergi juga ati-ati ”

Kalau gue inget percakapan-percakapan itu sekarang, rasanya sedih banget. Gue nggak pernah betah lama-lama telponan sama ibu gue, karena alasan tertentu. Tapi, Nggak sepantesnya gue kayak gitu sama ibu gue.
Siapa yang naro bawang di depan mata gue woy!
Ah udah ah, nggak kuat. T.T

Sekali lagi,

Percayalah, jika kamu merasa sedang beruntung. Itu adalah do'a-do'a ibumu yang dikabulkan Tuhan.

4 Des 2016

Hal-hal Mainstream di Drama Korea

Gue mulai menyukai hal-hal yang berbau Korea sejak kelas 2 SMK. Gue adalah seorang FanGirl yang kumat-kumatan yang suatu ketika bisa kelihatan freaks banget, dan suatu ketika bisa keliatan cuma biasa-biasa aja. Semuanya tergantung lingkungan di sekitar gue.

Saat ini semangat nge-FanGirling gue mulai kumat lagi semenjak gue beli flasdisk baru. Gue mulai rajin minta ((MINTA))  Drama Korea ke temen-temen gue. Kalau gue lagi nggak ada jadwal kuliah, gue bisa nonton Drama Korea dari pulang kerja (sekitar jam 3 siang) sampai jam 1 dini hari. Mantap Jiwa!

Setelah berhasil melahap beberapa Drama Korea dengan brutal, gue baru menyadari sesuatu.  Dari semua Drama Korea yang pernah gue tonton, selalu ada hal-hal yang serupa yang selalu ada di Drama Korea. Hal-hal yang gue maksud ini misalnya kayak setting cerita, plot cerita, atau adegan para pemerannya.

Guepun berfikir "Jadi kalau mau punya kisah cinta yang sama kayak di Drama Korea, gue harus mengikuti salah satu hal mainstream yang ada di dalam Drama Korea itu".

Beberapa hal mainstream tersebut adalah:

Murid baru/pindahan.
Drama Korea yang mengusung kisah cinta anak SMA biasanya selalu menceritakan tentang seorang anak yang pindah ke sebuah sekolah karena alasan tertentu. Si murid baru itu kemudian menjadi korban bullying oleh para siswa di sekolah barunya.  Pemeran murid baru ini biasanya adalah seorang perempuan miskin, yang kemudian membuat si pembully itu sendiri jatuh cinta. Contohnya adalah Drama Korea Boys Before Flowers dan The Heirs, Dream High.

Dream High
Buat kalian yang merasa masih SMA, nggak ada salahnya buat nyoba hal itu. Pindah sekolah biar dibully terus dapet pacar dan bahagia untuk selama lama lama lama lama lama lama lamanya.

kesimpulan : mudah dilakukan.

Transgender.
Transgender yang dimaksud bukanlah transgender dalam konteks yang sesungguhnya. Transgender yang ada di Drama Korea hanya sebatas menyamar, jadi nggak sampai operasi kelamin, loh ya. Pemeran ini biasanya adalah seorang perempuan yang menyamar menjadi seorang laki-laki agar bisa hidup dilingkungan laki-laki. Contohnya adalah Drama Korea Sungkyunkwan Scandal, To the Beautiful You, You are Beautiful, Coffe Prince, the Great Quin Seondeok.

Sunkyunkwan Scandal

Inget, penyamaran ini cuma dilakukan sama perempuan aja. buat kalian yang merasa laki-laki jangan pernah mencoba untuk bertransgender jadi seorang perempuan. NGGILANI!

Kesimpulan : agak susah dilakukan.

Time Travel/Reinkarnasi.
Drama ini biasanya bercerita tentang sebuah perjalanan waktu, bisa dari zaman dahulu ke zaman modern ataupun sebaliknya. Bukan hanya antar zaman, tapi bahkan bisa juga antar galaksi.Wow! Contohnya adalah Drama Korea The Great Doctor, Time Slip Dr. Jin, You are from the Star, Scarlet Heart Ryo, Rooftop Prince.

Rooftop Prince
Ceritanya tentang Putra Mahkota di era Joseon, Yi Gak , yang sedang menyelidiki kematian istrinya, Hwa Yong, tiba-tiba terdampar di Seoul, tahun 2012, di apartment seorang gadis bernama Park Ha (bersama ke 3 pengawalnya). Ternyata di 2012 ini ada reinkarnasi dari Yi Gak, Hwa Yong, dan adiknya, Bu Yong. Sambil menyelidiki apa yang terjadi, Yi Gak sama Park Ha ini saling jatuh cinta.
Keliatannya memang mustahil, tapi siapa tau kalau kita lebih peka terhadap lingkungan di sekitar kita, bisa saja kita menemukan sebuah blackhole yang akan membawa kita kembali ke zaman penjajahan. Kemudian disana kalian akan bertemu dengan cinta sejati kalian. Kalau kalian beruntung, nama kalian akan tercatat menjadi pahlawan nasional.

Kesimpulan : mustahil dilakukan.

Tinggal Bersama.
Setelah gue inget-inget lagi, kebanyakan pasangan yang ada di Drama Korea itu selalu tinggal di rumah/asrama yang sama. Jarang sekali gue temukan ada pasangan LDR di Drama Korea. Contohnya adalah banyak banget. Ada Boys Before Flower, City Hunter, The Heirs, Sassy Girl, Pinochio, Rooftop Price, Gumiho,Dream High, Briliant Legacy, Full House, Payfull Kiss, You are Beutiful, Lie to Me,Decendants of the Sun, Doctor Stranger, W.

Pinochio

Kalau di Indonesia mungkin bakalan lain lagi ceritanya kalau kita tinggal serumah sama pacar kita. Bisa-bisa kita malah di arak keliling kampung sambil ditelanjangin. Astaghfirullah.

Kesimpulan : pinter-pinter kalian aja inimah.

Tidur.
Tidur yang dimaksud adalah bukan tidur sama-sama, atau sama-sama tidur. eh bedanya apaan sih?
untuk lebih jelasnya, lihat cuplikan berikut :

The Heirs


 
Pinocchio

Uncontrollably Fond


Udah mudeng kan gimana caranya? kita, cuma tinggal tidur di depan gebetan , kemudian si gebetan akan terpesona melihat wajah kita. Diusahakan untuk boting (bobo acting) aja ya, jangan sampai kebablasan, takut nya malah merusak keunyuan wajah kita.

Gagal unyu.

kesimpulan : mudah dilakukan.

Barang, Benda, atau Aksesoris
Ini yang paling gue suka dari Drama Korea, selalu ada barang yang nantinya bakalan jadi ciri khas di Drama itu dan kemudian menjadi sebuah trensetter.

Boys Before Flowes
Pinocchio
Dream High
49days

The Heirs
Kalian bisa tentuin sendiri benda apa yang nantinya bakalan jadi ciri khas buat hubungan kalian, contohnya mungkin mas kawin.

kesimpulan : mudah dilakukan.


Dari semua hal di atas, ada banyak hal yang sebenernya mudah untuk kita lakukan. Kalau gue sendiri pengen nyobain buat time travel ke zaman dinosaurus, kalo kalian pengin nyoba yang mana?

20 Nov 2016

Fyuhnally, Selesai juga!

Ada dua hal yang baru aja gue selesaikan kemarin. Yang pertama adalah UTS dan yang ke dua adalah baca buku.

Gue ngerasa kalau belakangan ini, gue kurang bisa membagi waktu. Padahal ada banyak hal yang sebenarnya ingin gue kerjakan. Yah, biasalah manusia, banyak maunya, tapi actionnya nggak ada.
 
Rasanya gue pengen bikin jadwal kegiatan supaya gue bisa lebih disiplin, supaya waktu gue nggak kebuang secara percuma. Jam ini gue harus ngapain, pulang kerja harus ngapain, bisa nyempetin baca buku, atau sekedar nonton film, ngerjain tugas nggak pas injury time dan banyak hal lagi.

Kadang, gue udah berencana “nanti pulang kerja, pokoknya gue mau ngerjain tugas ini sama ini, biar nanti nggak keteter” tapi yang terjadi adalah; setelah gue sampe kosan, buru-buru ngecas hp, gegoleran sambil buka-buka sosmed sampe bego, dan tau-tau  udah harus berangkat kuliah.
 
Atau contoh lainnya, ketika gue mau baca buku.
Pertama, gue ngambil buku yang mau gue baca
Kemudian, gue baca-baca sebentar.
Tiba-tiba,
 “tuling…” hp gue bunyi
“waah, ada notif line, sekalian ngecek ig stories ah, facebook juga deh, eh ngecek 1 cak juga deh”
Gue memang tetep jadi baca, tapi baca timeline di medsos.

Gue prihatin sama diri gue sendiri, yang sepertinya malah dikendalikan sama HP.
 
Balik lagi ke topik awal,

Pertama
Gue baru aja selesai UTS. Udah lama banget nggak berhadapan sama yang namanya ujian-ujian akademik membuat gue sedikit grogi, bukan sedikit tepatnya, tapi banyak. Terbukti ketika hari pertama UTS berlangsung, rasa-rasanya pencernaan gue ikut-ikutan berkonspirasi, yang kebelet pipislah, yang pengen pupup lah, sampai tangan gue kerasa dingin banget, paket lengkap nervous bin grogi pokonya. Iya, gue emang lebay.

Gue takut nggak bisa ngerjain soal. Mau minta dicontekin juga, sama siapa kan? Karena sampai saat ini gue belum juga punya terlalu banyak temen.
 
Dosen pun datang, pertanda UTS akan segera dimulai.
Satu jam setengah berlalu, dan Alhamdulillah, ternyata soal Aljabar nggak semengerikan yang gue kira. Suhu tubuh gue mulai kembali normal lagi, dan gue bisa sedikit rileks untuk ngerjain UTS mata kuliah selanjutnya.

Gue adalah tipe orang yang nggak betah lama-lama di dalem kelas setelah gue selesai ngerjain soal. Gue juga bukan orang yang suka berkali-kali ngecek ulang jawaban sambil nunggu jam ujian kelar. Beruntung, temen gue, Meta, juga satu pemikiran sama gue. Jadilah, gue dan Meta selalu jadi orng pertama yang keluar kelas.
Gue akui, kita berdua memang pinter, pinter ngarang maksudnya.

Hari sabtu kemarin, jadwal UTS gue adalah Akuntansi dan Ekonomi. Bagi gue dan Meta, mata kuliah itu udah nggak begitu asing. Karena, gue sama Meta dulunya anak Akuntansi. Tapi bagi mahasiswa lainnya, terutama temen-temen kelas gue, yang lebih dominan lulusan TKJ, Akuntansi merupakan mata kuliah paling horror. 

Menurut gue, itu wajar. Lha wong gue aja yang tiga tahun belajar Akuntansi masih suka gagal paham sama pelajarannya, apalagi mereka yang masih awam banget.

Dan yang terakhir adalah mata kuliah Ekonomi. Lagi-lagi gue dan Meta berhasil mengerjakan soal dengan cepat, secepat kecepatan cahaya. Nggak ding bohong. 
Tiga puluh menit kita disini, tanpa suara sebelum ujian selesai, gue dan Meta memutuskan untuk menyerahkan lembar jawaban kita ke Dosen , dan Dosen itu langsung memberikan nilai di lembar jawaban gue sama Meta. Anehnya, nilai kita berdua sama. mengetahui hal itu, gue sama Meta cuma cengengesan sambil keluar kelas

UTS selesai~ saatnya clubbing. 

Kedua
Gue baru saja menyelesaikan bacaan gue yang ke pending selama beberapa bulan yang lalu.

The Jacatra Secret

Ini bukan buku milik gue, buku ini gue pinjem dari seseorang.

Gue selalu aja tertarik sama bacaan-bacaan yang berbau iluminati dan sejenisnya. Dan buku itu, adalah buku The Lost Symbol versi Indonesia-nya. Kalau di The Lost Symbol ada Prof Langdonn, di Jacatra Secret Ada Dr. Grant.
 
Bermula dari terbunuhnya salah seorang Ekonom Indonesia, Prof Sudrajat, yang ternyata adalah seorang anggota persaudaraan Mason, atau bahasa latinnya adalah Remashon. Dr. Grant seorang pakar symbolog asal Amerika, mau tidak mau harus ikut terseret kedalam kasus tersebut.

Misinya untuk menemukan pembunuh Prof Sudrajat, ternyata malah berbalik jadi boomerang untuk Dr. Grant. Dan, petualanganpun dimuai…

Anjir!! gue nggak ahli banget dalam hal review.

#Puti masih berusaha untuk memilih kalimat...
.
.
.

Bhangkay ! Otak gue buntu!

Langsung keintinya aja deh ya! Dari buku ini gue jadi tau banyak hal tentang simbol-simbol Mason atau iluminati yang ada di Jakarnya, salah banyaknya adalah;

Sumber : Google Image
Tugu Monas, adalah lambang Persetubuhan Suci (The Sacred Sextum) yang dilakukan tanpa malu-malu di sekeliling rumah Tuhan atau disebut . Dia mengejek Gereja Imanuel, dia mengejek Gereja Katedral, dan dia juga mengejek Masjid Istiqlal. Terhadap rumah Tuhan-rumah Tuhan yang mengelilinginya, Monas seakan mencibir, 

“Lihatlah aku, aku lebih tinggi dan lebih megah ketimbang kalian, dan yang pasti pengikutku lebih banyak dari penghuni kalian, hahahaha...”
 
dok. pribadi



dok. pribadi
Gerbang utama Stadhuis (Museum Fatahillah), bagian utama yang melengkung terdiridari 13 batu, dengan batu tengah (keystone) dipahat symbol mawar atau lotus dengan jumlah kelopak 13 .

dok. pribadi
Kotak berisi 208 batu hadiah dari Istana Dam-Amsterdam kepada Stadhuis yang sengaja disusun 13 baris, Terletak di depan tangga utama Stadhuis.




Sumber : Google Image
Kubah Oktagon di depan Stadhuis yang dulu digunakan sebagai tempat air. Bentuknya sama persis dengan Gereja bundar para Templar yang sekarang masih bisa dilihat di Selatan Perancis.




Sumber : Google Image
 Patung Hermes, Dewa Penulis kitab Kaballah, dulu terletak di ujung utara jembatan Harmoni, sekarang ada di halaman belakang Stadhuis. Tongkat yang di pegang Hermes merupakan simbol Persaudaraan.




Sumber : Google Image
Peta pusat wilayah Menteng jika diputar 180 derajat. Taman Suropati menjadi simbol kepala Baphomet dengan Gedung Bapenas sebagai otaknya.




Sumber : Google Image
Bundaran Hotel Indonesia, setelah di renovasi pada 2001. Semakin mirip dengan symbol All Seeing-eye, atau mata Dajjal. 

Itu hanya beberapa yang di Jakarta. Sebenarnya, simbol-simbol iluminati itu sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari kita. 

Sumber : Google Image
Contonya kecil lainnya adalah logo Macdonald jika tulisan bawahnya di putar maka akan membentuk angka 13.



Sumber : Google Image


Jumlah angka pada Barcode berjumlah 13.




Sumber : Google Image
Logo di Ms Windows yang sering kita pakai ternyata mengandung unsur iluminati juga karena disitu terlihat ada angka 13.




dulu jelas banget kepala bantengnya. apa mata gue yang mulai rabun ya?
Termasuk CoC, game laknat yang bikin gue kecanduan setengah hidup.

Artis-artis Hollywood yang secara terang-terangan mengakui bahwa mereka para anggota Khaballah, diantaranya ada Christina Aguilera, Madona dan Britney Spears. Kemudian saat Britney keluar dari anggota Kaballah, karirnya dibuat hancur lebur oleh mesin besar Freemansory.

Hollywood yang berarti kayu suci, atau stick of magic sebenarnya bukan sekedar panggung hiburan, melainkan lebih pada pusat Mind Control bagi seluruh manusia di bumi. Hollywood-lah yang menyebabkan Americans dream keseluruh dunia.

Kalau penasaran, mending baca aja bukunya. Tapi kayaknya nyari buku ini lumayan susah, soalnya gue udah coba nyari di beberapa Gramedia, stocknya kosong. Makanya, gue mutusin buat minjem ke yang punya buku ini.

Beberapa hari yang lalu, si empunya buku telpon gue. Dia bilang, kalau bukunya nggak dibaca, mending buruan dibalikin. Karena gue nggak mau menyia-nyiakan kesempatan, akhirnya tadi malam gue ngebut baca buku itu, sebanyak 432 halaman dalam waktu 4 jam.

Gue emang kampret kalau udah niat baca. Beberapa kali gue selalu melahap habis satu buku hanya dalam satu waktu.

Kalian udah ada yang baca buku ini? menurut kalian gimana?
Kalo gue sendiri, saking penasarannya, gue sengaja main ke Kota tua buat nyari bukti-bukti yang ditulis di buku.

Sekedar tambahan,
Yang terakhir adalah, gue berhasil menyelesaikan postingan ini dan kemudian gue juga akan menyelesaikan hutang Blogwalking gue yang udah numpuk. 

Tunggu gue mampir di blog kalian ya...

12 Nov 2016

Perihal Dibanding-bandingkan

“ Kamu kok nggak pernah ngucapin” medh bobo” ke aku pas aku mau tidur? Gak kayak mantan aku dulu ” –pacar

“ Liat tuh si Ijah, anak tetangga sebelah, anaknya rajin, suka bantu-bantu orang tua. Gak kayak kamu, kerjaannya Cuma makan –tidur, makan-tidur, sama buang hajat doang” –emak

Siapa sih disini yang suka dibanding-bandingin? Sebagai seorang manusia, gue rasa kalian juga bakalan ngerasa kesel kalau dibanding-bandingin sama orang lain.Terutama sama emak sendiri.

Tenang, gue lagi nggak mau bahas mak-emak, takut kualat.
Dan, entah kita sadar atau enggak, kita juga pernah melakukan hal yang sama terhadap orang lain, membandingkan. Misalnya aja gue, gue suka ngebanding-bandingin harga makanan di warteg A dan B, nyari mana yang lebih murah makanannya, yang lebih enak dan porsinya banyak, tanpa memperdulikan perasaan tukang wartegnya. Gue yakin kalo mereka tau gue sering ngebanding-bandingin mereka, mereka bakalan sedih banget.   
Tuhkan jadi ikut baper gini.

Itumah beda lagi anjir!

Hari ini, gue abis kena omel Dosen. Eh? Bukan.. bukan gue, tapi kelas gue. Dia adalah Dosen yang ketiga yang complain tetang  kelas gue. 
 
Yang pertama, panggil aja namanya Bu Ani. Dia ngajar mata kuliah PTI di kelas gue. Cara dia mengajar adalah dengan metode prsentasi yang dilakukan oleh kita para mahasiswa. Gue inget, dia sempet marah-marah di pertemuan kedua. 

Begini dia bilang ;

“ Ibu heran sama kelas ini, kenapa yang presentasi kayak kurang faham sama apa yang dia presentasikan. Dan kalian (nunjuk anak-anak sekelas ), nggak pernah mau memperhatikan temannya yang lagi presentasi “


“ kalian sudah Ibu kasih tau buat memahami isi materi, tapi kenapa malah kayak kurang persiapan banget? Jangankan audience bisa ngerti isi materi yang disampaikan, lha wong yang nyampein aja nggak ngerti kok! ”


“ Ibu nggak tau yah, apa ini cuma perasaan Ibu atau bukan. Tapi di kelas lain tuh nggak kayak gini loh. Mereka semua aktif di kelas, baik pemateri, ataupun yang menerima materi. Padahal, cara Ibu ngajar kelas ini sama kelas yang lain itu sama” 

Yang kedua , panggil aja namanya Bapak Budi. Dia ngajar mata kuliah Ekonomi. Dari awal, udah ketauan kalau dia killer. Dan ini yang dia katakana di suatu Sabtu yang sangat melelahkan buat gue ;

“ Dikelas sebelumnya, anak-anaknya aktif semua. Mereka banyak nanya karena mereka belum ngerti. Nggak kayak kelas ini, ngerti nggak ngerti yang penting udah absen”


“ Selain nilai tugas, absen, etc. Saya juga menilai etika anak-anak di kelas ini. dan hasilnya nggak lebih bagus dari kelas lain, malah bisa dibilang kelas ini yang terburuk”


Dan yang terakhir, adalah dosen gue yang paling cantik, panggil aja bu Cantik. Dia adalah tipe orang yang menurut gue, dosen yang paling sabar diantara dosen yang lain. Tapi malam ini, dia baru aja marah-marah di kelas. Dan guepun hanya bisa tercengang.




Dia bilang dia sempet beristigfar berkali-kali di belakang, ketika presentasi sedang berlangsung. Materi presentasi kali ini lumayan berat, tapi temen-temen gue sempet-sempetnya pleset-plesetin materi. Mungkin itu yang bikin Bu cantik kecewa.
  
“ Ibu tau, kalian nggak punya banyak waktu untuk belajar tentang materi ini, tapi Ibu harapkan kalian jangan bikin lelucon tentang agama kalian sendiri. Kelas lain juga sama, mereka nggak ngerti, tapi mereka semua memperhatikan”
Kemudian bu Cantik keluar kelas.

Hening seabad.

Gue tengak-tengok kebelakang, ternyata masih ada aja muka-muka yang asing buat gue. 
Ehehe 
malah salah fokus.

Sebenernya momen ini tepat banget untuk gue jadikan sebagai ajang pencitraan, gue bisa aja langsung maju kedepan kelas dan ngasih kata-kata motivasi buat temen-temen gue, supaya mereka nggak down mentalnya karena kebanyakan dibanding-bandingin sama kelas lain.
Baru aja nyusun rencana buat bikin pencitraan. Temen-temen gue malah ikutan bubar keluar kelas dengan ekspresi wajah riang gembira, tanpa dosa. ((TANPA DOSA))

“Bhangkay! Kalian memang pantas dilaknat Dosen” umpat gue,
di dalem hati tapi.

Setelah kejadian ini, gue sadar akan satu hal.

Setiap kelas yang gue huni,  pasti ada aja yang nggak beres.
Ah, bukan.
Apapun itu, kalau ada guenya, pasti nggak bakalan beres.

Mungkinkah, kesalahan ternyata ada di diri gue sendiri?

Gimana kalau seandainya gue ini pembawa sial buat mereka?

Tidaaaakkkkhhhh!

*Flashback 

SMP.
Gue waktu itu di tempatin di kelas 7C, banyak yang bilang kalau kelas 7C adalah kelas buangan. Kelas sisa-sisan kelas A dan B, dan anak-anak dari kelas 7C ini jarang banget diikut sertakan dalam kegiatan lomba yang diadakan di sekolah.

Lalu kemudian gue naik ke genteng kelas 8. Kelas 8.1 tepatnya, gue pindah sekolah ke Jakarta. Gue kira ceritanya bakalan beda, ternyata sama aja.

Kelas 8.1 adalah kumpulan anak-anak nakal kelas 7 yang sengaja dijadiin satu di kelas 8-nya. Yang setiap hari Senin selalu jadi langgana dijemur di lapangan. Bahkan dulu, ketika SMP yang notabennya masih jarang banget siswi perempuan yang Married by Acsident, di kelas gue ada dua orang yang MbA. 
Warrrbyazaak!

Kelas 9.2, adalah kelas unggulan di kelas 9. Berbanding dengan kelas 8.1 yang merupakan kumpulan anak-anak nakal, kelas 9.2 adalah kumpulan anak-anak (yang katanya)  pintar dan imoedh. Mereka yang dapet peringkat 1-10 di kelas 8, sengaja di satukan di kelas 9.2, ya walaupun nggak semuanya, tapi average-nya sih gitu.

Tadinya, gue pikir kelas ini bakalan jadi kelas dengan kekuatan super power. Ternyata tidak! Justru, kelas ini dicap sebagai kelas yang punya sifat individualis terparah. Nggak jadi, jadi kelas unggulan, kalimat khas yang sering kita terima dari para guru adalah ;

“Percuma kalau kalian pinter tapi nggak kompak, contoh lah anak-anak kelas 9.5, wlaupun mereka biasa aja tapi mereka kompak, yang bisa ngajarin yang nggak bisa. Kalau kalian sih Ibu percaya udah pada bisa semua, makannya nggak butuh temen lagi kan ya?” 

Oh God why???

SMK
Gue masuk jurusan Akuntasi, dan kelas gue seratus persen penghuninya adalah cewek semua. Harapan di tempatkan di kelas yang normalpun sirna, ketika gue justru malah ketemu sama orang-orang sinting yang hobinya minggat pas jam pelajaran buat main monopoli.

Rusak moral adek bang.

Bukan hanya perbandingan yang kelas gue dapatkan, tapi juga cacian dan makian. 
Tsadest! 

Akuntansi 3 berhasil bikin wali kelasnya sendiri nangis dan mengundurkan diri jadi wali kelas.
Dan kelas gue juga memenaangkan rekor pencetak MbA terbanyak, bahkan tanpa terkecuali temen deket gue sendiri.

*Flashback end

Dan sekarang, 
Di tempat kerja.
Kebetulan gue ditempatin di salah satu cabang pabrik gue yang dulu. Pabrik pertama ada di daerah Kosambi, Dadap. Dan cabangnya adalah di tempat gue saat ini, di Cikupa.

Karyawan pabrik cikupa sebagian besar staffnya adalah pindahan dari pabrik Dadap. Sialnya, yang dipindahin adalah yang anak-anak masih kecil, model gue ini. Di cikupa, yang megang kendali pabrik umurnya baru 23 tahun. Sedangkan di Dadap, orang lama semua. Mereka udah bisa dibilang professional.
Kami team Cikupa sering dikatain nggak becus kerja. Sampai-sampai, SOP kerja di Cikupa harus sama dengan yang di Dadap. Dan kalau hasil outputnya nggak sama kayak di Dadap, salah satu diantara kita akan ditrainning di Dadap. 

“ Dadap aja yang pabriknya kecil bisa, masa Cikupa yang pabriknya lebih besar nggak bisa?”

Setiap manusia itu dilahirkan berbeda, kecuali yang dilahirkan kembar, itupun gue yakin pasti ada sifat yang berbeda. Apalagi kita, yang dilahirkan dari rahim yang berbeda-beda . Kalo semuanya baik pasti nggak seru, kalau semuanya rusuh juga ngeselin. Hidup ini harus seimbang. Ya gue ambil positifnya aja, kalau nggak ada kelas yang rusuh, pasti Dosen atau guru-guru aitu nggak bakalan bisa bilang “jangan tiru kelas yang itu ya…” ke kalian. Kalo nggak ada kita, si kelas yang rusuh, nggak bakal ada bahan judge-an. Iya nggak?

Aku Adalah

Puti Andini

Pengabdi Wifi Telkom...

Bagian dari

Your Lucky Number

Kategori