31 Des 2016

Maaf Untuk Semua dan Selamat Tahun Baru 2017

Untuk mengawali postingan kali ini, sekaligus juga untuk mengakhiri postingan gue di tahun 2016, gue ingin mengampaikan permintaan maaf kepada semua pihak yang pernah dengan atau tanpa sengaja gue sakiti hatinya, udah gue bikin marah, kesel, dongkol, atau iri, mungkin, selama tahun 2016. Ah masa sih ada yang iri sama gue?. Oke, yang iri mending dihapus aja. 

  

Dimulai dari yang paling dekat sama gue sekarang ini. Betul! Blog gue! Ehe he he
Gue mau minta maaf karena sering php-in dia selama ini. Mungkin kalau blog gue bisa ngomong, dia bakalan bilang “tidak ada lagi maaf bagimu…” mengingat sudah tidak bisa dihitung lagi betapa seringnya gue bohongin dia untuk bisa konsisten nulis di Blog. 

Gue juga mau minta maaf sama keluarga gue, terutama, Ibu gue. Gue bukan orang yang punya kepribadian hangat untuk keluarganya. Gue cenderung memendam apa-apa sendiri, dan ketika gue rasa udah nggak mampu buat menyimpannya, lantas gue meluapkan emosi gue sama beliau.



Gue mau minta maaf sama sepupu gue, Rizal. Maaf karena gue undah nyiptain jarak diantara kita. Maaf karena gue memilih untuk menghilang untuk beberapa saat ini. Semua ini karena ulah Naruto yang telah mangajari gue berbagai macam jutsunya.

  

 


Kemudian, gue juga mau minta maaf sama semua teman-teman gue. Baik temen kerja, temen kuliah, temen tidur ataupun temen tapi mesra.

Untuk temen kerja, gue minta maaf karena gue sering bikin kalian marah atas semua sikap kurang disiplin gue, sikap masa bodo gue sama kerjaan, dan semua sikap menggapangkan setiap pekerjaan yang ada. Gue tau, setiap kali gue mencari pembenaran dari kesalahan gue, kalian selalu menahan diri untuk tidak bekata kasar, walaupun pada akhirnya ketika gue gue suda melewati batas, kata-kata kasar itu selalu keluar dari mulut kalian. Seperti " Dasar lu, Jomblo!..." tidak apa, i'm strong enough...






Untuk temen kuliah, gue minta maaf karena gue kurang bisa membaur dengan kalian. Mungkin karena perbedaan pemikiran yang disebabkan oleh perbedaan umur, gue sering ngerasa gak nyambung sama obrolan dan candaan kalian. Gue lebih milih untuk menarik diri dan sibuk sendiri seolah-olah gue sedang berada di dunia yang berbeda dengan kalian. Untuk kedepannya, gue janji kalau gue nggak bisa janjiin apa-apa. Hahaha. Rasanya, gue udah terlalu tua untuk kembali mbeling sebagai seorang siswa.



Untuk temen tidur gue, Fitroh dan Mba susi. Gue minta maaf karena gue sering bikin kalian nggak nyaman sama semua sifat kekanak-kanakan gue. Gue sering tiba-tiba nangis dan ketawa kayak orang gila, terutama kalau gue lagi nonton Drama Korea. Diantara kalian berdua, gue lah yang tingkahnya masih kayak anak kecil.
Nggak kerasa kita udah tinggal di atap yang sama selama kurang lebih tiga tahun. Kita bertiga saling melengkapi satu sama lain. Ada mba Susi yang hobinya beli makanan dan Puti yang hobinya ngabisin makanan, ada Fitroh yang hobinya beres-beres dan Puti yang hobinya bikin berantakan barang-barang lagi. Pokoknya kita tuh udah kaya, hmmm kayak apa ya? Ya kayak gitulah pokoknya.
Beberapa bulan lagi mba Susi bakalan nikah sama pacarnya. Gue seneng, karena mba Susi nggak nikah sama pacar orang.



Selanjutnya, gue mau minta maaf sekaligus berterimakasih sama seseorang-yang-namanya-tidak-boleh-disebut. Maaf karena gue terlalu pengecut untuk hanya memberi sebuah penjelasan dan terimakasih karena tidak bertanya.

Gue mau minta maaf sama semua tetangga kontrakan, karena telah gagal menjadi makhluk sosial yang baik.

Gue mau minta maaf sama ibu warung, Bu Siti, gue udah durhaka nyuruh orang tua buat ngangkat galon ke lantai dua, padahal sebenernya gue mampu, tapi ya gimana ya…..

Gue mau minta maaf sama supir angkot, gue pernah beberapa kali ngedoain kalian celaka. Ya tapi itu juga bukan sepenuhnya kesalahan gue. Salah sendiri bawa angkot kayak setan, yakali gue mau mati muda.

Gue mau minta maaf sama Hp gue, diantara yang lain, sebenernya dialah yang paling terdzalimi selama ini. Dari gue melek mata, sampai gue merem lagi, dia nggak pernah luput dari kebrutalan tangan gue.

Gue mau minta maaf sama kuota internet, karena gue nggak pernah menggunakannnya secara bijak, apalagi belakang ini, gue lagi keranjingan buat download Drama Korea.

Yang terakhir, gue mau minta maaf yang sebesar-besarnya sama diri gue sendiri. Maaf karena belum bisa menjadi orang baik. Belum bisa jadi orang yang bermanfaat bagi orang lain.

Tidak banyak harapan gue untuk tahun 2017. Gue cuma ingin hidup lebih baik lagi dari sekarang. Untuk segala urusan, semoga diberikan jalan yang mudah.

Dan satu lagi, gue juga berharap untuk tidak terlibat dalam masalah yang berhubungan dengan hati, perasaan sertamerta tetekbengeknya.

HAPPY NEW YEAR!!!!!

Telolet telolet teloletttttttt!!!!!

11 Des 2016

Keberuntungan

Libur kerja merupakan hari yang gue tunggu-tunggu, dimana gue udah merencanakan segudang kegiatan untuk gue lakukan. Kegiatan itu, biasanya seperti beres-beres kontrakan, nyuci, nyetrika, beresin isi lemari, bersihin isi kulkas, ya pokoknya kegiatan yang membuat gue semakin menjadi istri-able banget lah.

Tapi apalah daya, ternyata itu semua cuma jadi wacana belaka, karena yang kegiatan yang sesungguhnya gue lakukan adalah ; bangun tidur - beli pisang goreng - ngopi cantik - nonton Drama Korea sakpole.  

Di tengah-tengah kekhusyukan gue nonton, tiba-tiba hp gue nyala layarnya, pas gue liat, ternyata ibu gue yang telpon. 
“Nanti Puti telpon balik, Mah” kata gue sambil nutup tlp. 
Durhaka banget ya gue. Hiks :’(
Mata gue kembali tertuju ke layar laptop.
 
Hari Sabtu, jadwal kuliah gue dimulai dari jam 3 sore sampai jam 6. Setelah keluar kelas, gue langsung ngibrit buat pulang, pikiran gue udah ngejokrok di depan laptop, padahal raganya masih ada di pinggir jalan nungguin anggkot. Meta yang biasanya pulang bareng gue memutuskan untuk merayakan malam Minggu entah bersama siapa. Gue di biarkan pulang sendirian. Gue dicampakan gitu aja! 
Anjir drama bets!

Semuanya berjalan seperti biasanya sampai tiba-tiba perasaan gue mulai nggak enak, ketika gue sadar “Kok dari tadi penumpang angkotnya cowo semua sih?”. Sambil menaikan tingkat kewaspadaan, gue coba buat ngelirik satu-persatu muka mereka. Ternyata memang benar, muka-muka orang Indonesia itu mencurigakan semua ya? Haha.

Kali ini angkot yang gue tumpangi nggak begitu banyak melakukan bongkar muat penumpang.(BONGKAR-MUAT). Angkot saat itu lumayan lowong, tersisa 2 orang penumpang, termasuk gue. Angkot kemudian berhenti dan naiklah satu penumpang lainnya. 

Disini gue belajar, bahwa percaya sama feeling itu hukumnya fardu ain. ketika penumpang itu naik, sempat terlintas di fikiran  gue “Ini orang mau naik angkot mukanya kok nggak selow banget sih? pake nengak-nengok dulu macem orang mau nyebrang aja”. 
Tapi  gue juga nggak begitu menghiraukan itu, dan kembali sibuk scrolling feed di insteghram.

Nggak lama setelah si muka yang nggak selow itu naik, hal aneh pun terjadi. Katakanlah si orang dengan muka yang nggak selow itu namanya Bleki, dan bapak-bapak setengah baya (yang gue sendiri nggak tau kapan dia mulai duduk di sebelah gue) itu Si om.
 
Posisi duduk gue ada di antara Si om (di sebelah kanan) dan Bleki ( di sebelah kiri).

Bleki : “Mba, bisa tolong tutupin jendela angkotnya nggak? Dingin”.

Karena gue merasa kalau guelah satu-satunya mbak-mbak yang ada di dalam angkot, tanpa mikir apa-apa, gue pun langsung reflex buat nutup jendela itu, dan kebetulan juga, gue adalah orang yang membuka jendela itu sebelumnya.

Si Bleki tiba-tiba ikut bantuin gue buat nutup jendela angkot yang posisinya ada tepat di belakang gue. Jadilah, tangan si bleki sekarang posisinya ada di belakang punggung gue. 

Beberapa detik kemudian si bleki teriak.

Bleki : “Aduh mbak-saya kejepit.. aaak!”

Setelah menyadari ada sesuatu yang aneh, tanpa menunggu lama gue langsung pindah tempat duduk (ke deket pintu angkot, sebelumnya gue duduk di bangku belakang supir ).

Bleki : “Mba tolongin saya mba, geserin jendelanya!“

Gue : “Pak, tolongin dia tuh pak, saya nggak bisa“. Gue mencoba buat minta tolong sama si om dan gue juga sempet curiga ketika si om itu punya ekspresi muka yang bodo amat dan niat nggak niat buat bantuin si bleki geser jendela angkot itu.

Si om : “ Dek, ini bantuin geserin jendelanya! “

Gue bengong beberapa saat liat ekspresi kedua orang itu.

Si om itu cowo, dia tau kalau gue minta tolong karena gue nggak bisa nutup jendela itu, tapi dia malah minta tolong balik ke gue. Dan si Bleki, dia teriak-teriak lebay kayak orang lagi sakaratul maut, padahal gue liat tangannya cuma kejepit jendela angkot, bukan kelindes roda kereta api. Dia terus nyuruh gue buat tanggung jawab.

Bleki : “Mba, tanggung jawab, geserin jendelanya!“
Si om : “Dek, dia minta tolong buat geserin jedelanya”
Gue : “Saya nggak bisa, tolongin sama bapak aja!”

Percakapan itu terus berulang selama beberapa kali. Sampai akhirnya si Bleki berhasil “nyabut” jari tangannya yang katanya kejepit itu sambil dikibas-kibasin, persis kayak orang lagi kesakitan banget. Gue coba buat liat jarinya. Kayaknya nggak ada bekas kejepit, berdarah ataupun lebam. Apa kerena emang jarinya item. buluk. jelek. Kayak orangnya. Eh?

Si Bleki kemudian turun dari angkot sambil mengumpat-ngumpat. Kampretnya, sebelum melangkahkan kaki keluar dari angkot, dia dengan sengaja menyandung kaki gue. Atau lebih tepatnya menendang. 

Setelah dia turun dan bayar ongkos, tiba-tiba dia nge-gedor jendela angkot di belakang gue.

“ANJING LU ! NGGAK MAU TANGGUNG JAWAB”

"Ebuset! Serem abis! Malam minggu macam apa ini?!!" batin gue.

Semacho-machonya mental gue, tetep aja lumer kalo berurusan sama makhluk model kayak gitu mah. Fix sekarang badan gue mulai gemeter ketakutan. Pikiran gue mulai melayang-layang ke hal-hal yang mengerikan lainnya. 

Untuk menutupi semua itu, gue mencoba membuka percakapan sama bapak supir angkot dan si om tadi.

Gue : “Bapak, itu tadi copet kali ya?”
Supir angkot : “ Bisa jadi sih neng..”
Si om : “ Iya, kayaknya copet…” kata dia pelan, dengan senyum kecut mencurigakan.

Nggak sampe semenit si om itupun turun dari angkot.

Supir angkot : “Neng, orang yang barusan turun juga copet, untung nengnya tadi sigap dan sadar ya… hahahhaa”

WATAFAAK?!!

Gue makin speechless dan gemeteran . Kalau si Bleki, gue sendiri udah yakin dia adalah copet, lah si om itu? Astaga…. Gue sama sekali nggak sadar kalau copet itu beraksinya nggak mungkin kalau cuma sendirian doang.

Supir Angkot : “Tadi pas orang pertama yang turun saya udah tau kalau dia copet, terus saya liat kebelakang, ternyata bener itu emang temennya. Dia yang terakhir turun itu biasanya yang punya tugas buat ngambil barangnya. Nanti setelah si korban sadar, dia bakalan bilang kalau orang yang pertama turun itu emang copet, supaya dia nggak dicurigai,. Setelah itu dia bakalan turun nggak jauh dari tempat si orang pertama itu turun. Mereka sering kok operasi di daerah sini, saya sering liat”

Gue : “Ooh gitu ya, Pak..” 

Rasanya gue ingin memaki si bapak supir angkot itu ya Allah, tapi takut dosa. :’( 
minimal dia ngasih kode kek, apa kek, kalau emang udah tau. 

Supir angkot : “Yang penting neng waspada aja, jangan pulang sendirian kalau bisa. Perempuan itu rawan jadi korban“

Gue : “Ya bapak kenapa nggak ikut bantuin kita buat nyegah tidakan pencopetan itu sih, pak? Kasih tulisan segede gaban di pintu angkot “ AWAS COPET ” , biar si copet nggak naik angkot bapak”

Supir angkot : “ nggak bisa lah neng, bisa-bisa saya yang nanti abis digebukin digebukin sama komplotan mereka. Jumlah mereka kan banyak. Supir angkotnya cuma satu ”

Gue : “hmm, bener juga sih”



Gue bersyukur, karena gue masih dilindungin sama Tuhan dari para pencopet lucknut itu, gue kemudia sadar "Gue yakin, Do'a ibu gue ikut ambil bagian dalam keberuntungan gue kali ini". 
-

6 tahun yang lalu, ketika untuk yang pertama kalinya gue ke Jakarta sendirian. Gue nyasar di daerah Kampung Melayu . Gue selalu inhet ibu gue pernah bilang “kalau kamu nyasar, kamu jangan keliatan panik, jangan bilang kamu nyasar juga sama orang lain, bahaya!” makanya niat buat nanya sama orang sekitarpun gue urungkan, apalagi waktu itu udah hampir tengah malem.

Dari kejauhan gue liat ada seorang laki-laki yang sepertinya jalan kearah gue. Gue bersikap seolah  gue nggak melihat dia. Lama-lama dia semakin dekat dengan posisi gue berdiri saat itu.  

Stranger : “Mba tau daerah Menteng Dalem nggak? Saya mau kesana tapi nggak tau jalannya”.

Gue bisa aja bilang nggak tau, dan pergi. Tapi feeling gue nggak ngijinin gue buat pergi. Mungkin juga karena alamat yang dia tanyakan kebetulan adalah alamat ibu gue dan gue juga emang mau kesana.

Gue : “Duh, aku juga nggak tau nih, tapi aku juga mau kesana”
Stranger : “Yang bener mba? Yaudah bareng aja. Tapi nunggu kendaraannya jangan di sini, nggak ada taxi lewat”
Gue : “Oh gitu ya? Pantesan dari tadi nggak ada kendaraan apa-apa”

Gue mengekor di belakang dia.
Singkat cerita, gue sampai rumah dengan selamat. Kita berdua turun di depan sebuah gang. Dia bayarin ongkos taxi. Dia bilang kalau rumahnya juga ada di daerah itu. Kesannya malah gue yang dianterin pulang sama dia. Dia bahkan nganter gue sampai ke depan rumah dulu, sebelum dia jalan menuju ke rumahnya. Gue sempet balik lagi buat liatin dia belok kearah mana. Tapi dia udah ilang. Wallahualam dia sebenernya manusia atau bukan. 

Nggak banyak percakapan antara gue sama dia. Dia cuma ngotot buat bayarin Taxi secara full, padahal gue minta buat patungan.Hal aneh lainnya adalah, sedikitpun gue sama sekali nggak menaruh rasa curiga sama dia. Gue seperti dihipnotis, dan nurut gitu aja buat pulang bareng sama dia.

Daebak!

“Mamah gini-gini juga selalu do’ain anak-anak mamah terus, Put ” kata ibu gue setelah gue certain hal itu.
-
Sepanjang perjalanan pulang, gue terus nginget-nginget keberuntungan apa yang pernah gue alamin selama ini. Kemudian gue terngiang sama kata-kata yang selalu di ucapkan ibu gue, mungkin cuma kata-kata  sederhana dan mainstream, tapi itulah yang selalu dia katakan dan harapkan sama Tuhan untuk anak-anaknya.
Kamu lagi sehat kan?“ 
“Ati-ati ya kalo mau ngapa-ngapain"
“Jaga diri, kamu perempuan”

“Iya mah iya, aku udah gede kok, bisa jaga diri. Mamah aja disitu yang hati-hati. Jangan sampe sakit. Udah dulu ya, aku lagi diluar “

-

“Mamah, ngapain telpon terus? Kan kemaren udah telpon?”
“Tadi mamah abis telpon Aldo, paket telponnya masih. Yaudah kalo kamu lagi sehat, ati-ati ya kalo kerja, kalo mau pergi-pergi juga ati-ati ”

Kalau gue inget percakapan-percakapan itu sekarang, rasanya sedih banget. Gue nggak pernah betah lama-lama telponan sama ibu gue, karena alasan tertentu. Tapi, Nggak sepantesnya gue kayak gitu sama ibu gue.
Siapa yang naro bawang di depan mata gue woy!
Ah udah ah, nggak kuat. T.T

Sekali lagi,

Percayalah, jika kamu merasa sedang beruntung. Itu adalah do'a-do'a ibumu yang dikabulkan Tuhan.

4 Des 2016

Hal-hal Mainstream di Drama Korea

Gue mulai menyukai hal-hal yang berbau Korea sejak kelas 2 SMK. Gue adalah seorang FanGirl yang kumat-kumatan yang suatu ketika bisa kelihatan freaks banget, dan suatu ketika bisa keliatan cuma biasa-biasa aja. Semuanya tergantung lingkungan di sekitar gue.

Saat ini semangat nge-FanGirling gue mulai kumat lagi semenjak gue beli flasdisk baru. Gue mulai rajin minta ((MINTA))  Drama Korea ke temen-temen gue. Kalau gue lagi nggak ada jadwal kuliah, gue bisa nonton Drama Korea dari pulang kerja (sekitar jam 3 siang) sampai jam 1 dini hari. Mantap Jiwa!

Setelah berhasil melahap beberapa Drama Korea dengan brutal, gue baru menyadari sesuatu.  Dari semua Drama Korea yang pernah gue tonton, selalu ada hal-hal yang serupa yang selalu ada di Drama Korea. Hal-hal yang gue maksud ini misalnya kayak setting cerita, plot cerita, atau adegan para pemerannya.

Guepun berfikir "Jadi kalau mau punya kisah cinta yang sama kayak di Drama Korea, gue harus mengikuti salah satu hal mainstream yang ada di dalam Drama Korea itu".

Beberapa hal mainstream tersebut adalah:

Murid baru/pindahan.
Drama Korea yang mengusung kisah cinta anak SMA biasanya selalu menceritakan tentang seorang anak yang pindah ke sebuah sekolah karena alasan tertentu. Si murid baru itu kemudian menjadi korban bullying oleh para siswa di sekolah barunya.  Pemeran murid baru ini biasanya adalah seorang perempuan miskin, yang kemudian membuat si pembully itu sendiri jatuh cinta. Contohnya adalah Drama Korea Boys Before Flowers dan The Heirs, Dream High.

Dream High
Buat kalian yang merasa masih SMA, nggak ada salahnya buat nyoba hal itu. Pindah sekolah biar dibully terus dapet pacar dan bahagia untuk selama lama lama lama lama lama lama lamanya.

kesimpulan : mudah dilakukan.

Transgender.
Transgender yang dimaksud bukanlah transgender dalam konteks yang sesungguhnya. Transgender yang ada di Drama Korea hanya sebatas menyamar, jadi nggak sampai operasi kelamin, loh ya. Pemeran ini biasanya adalah seorang perempuan yang menyamar menjadi seorang laki-laki agar bisa hidup dilingkungan laki-laki. Contohnya adalah Drama Korea Sungkyunkwan Scandal, To the Beautiful You, You are Beautiful, Coffe Prince, the Great Quin Seondeok.

Sunkyunkwan Scandal

Inget, penyamaran ini cuma dilakukan sama perempuan aja. buat kalian yang merasa laki-laki jangan pernah mencoba untuk bertransgender jadi seorang perempuan. NGGILANI!

Kesimpulan : agak susah dilakukan.

Time Travel/Reinkarnasi.
Drama ini biasanya bercerita tentang sebuah perjalanan waktu, bisa dari zaman dahulu ke zaman modern ataupun sebaliknya. Bukan hanya antar zaman, tapi bahkan bisa juga antar galaksi.Wow! Contohnya adalah Drama Korea The Great Doctor, Time Slip Dr. Jin, You are from the Star, Scarlet Heart Ryo, Rooftop Prince.

Rooftop Prince
Ceritanya tentang Putra Mahkota di era Joseon, Yi Gak , yang sedang menyelidiki kematian istrinya, Hwa Yong, tiba-tiba terdampar di Seoul, tahun 2012, di apartment seorang gadis bernama Park Ha (bersama ke 3 pengawalnya). Ternyata di 2012 ini ada reinkarnasi dari Yi Gak, Hwa Yong, dan adiknya, Bu Yong. Sambil menyelidiki apa yang terjadi, Yi Gak sama Park Ha ini saling jatuh cinta.
Keliatannya memang mustahil, tapi siapa tau kalau kita lebih peka terhadap lingkungan di sekitar kita, bisa saja kita menemukan sebuah blackhole yang akan membawa kita kembali ke zaman penjajahan. Kemudian disana kalian akan bertemu dengan cinta sejati kalian. Kalau kalian beruntung, nama kalian akan tercatat menjadi pahlawan nasional.

Kesimpulan : mustahil dilakukan.

Tinggal Bersama.
Setelah gue inget-inget lagi, kebanyakan pasangan yang ada di Drama Korea itu selalu tinggal di rumah/asrama yang sama. Jarang sekali gue temukan ada pasangan LDR di Drama Korea. Contohnya adalah banyak banget. Ada Boys Before Flower, City Hunter, The Heirs, Sassy Girl, Pinochio, Rooftop Price, Gumiho,Dream High, Briliant Legacy, Full House, Payfull Kiss, You are Beutiful, Lie to Me,Decendants of the Sun, Doctor Stranger, W.

Pinochio

Kalau di Indonesia mungkin bakalan lain lagi ceritanya kalau kita tinggal serumah sama pacar kita. Bisa-bisa kita malah di arak keliling kampung sambil ditelanjangin. Astaghfirullah.

Kesimpulan : pinter-pinter kalian aja inimah.

Tidur.
Tidur yang dimaksud adalah bukan tidur sama-sama, atau sama-sama tidur. eh bedanya apaan sih?
untuk lebih jelasnya, lihat cuplikan berikut :

The Heirs


 
Pinocchio

Uncontrollably Fond


Udah mudeng kan gimana caranya? kita, cuma tinggal tidur di depan gebetan , kemudian si gebetan akan terpesona melihat wajah kita. Diusahakan untuk boting (bobo acting) aja ya, jangan sampai kebablasan, takut nya malah merusak keunyuan wajah kita.

Gagal unyu.

kesimpulan : mudah dilakukan.

Barang, Benda, atau Aksesoris
Ini yang paling gue suka dari Drama Korea, selalu ada barang yang nantinya bakalan jadi ciri khas di Drama itu dan kemudian menjadi sebuah trensetter.

Boys Before Flowes
Pinocchio
Dream High
49days

The Heirs
Kalian bisa tentuin sendiri benda apa yang nantinya bakalan jadi ciri khas buat hubungan kalian, contohnya mungkin mas kawin.

kesimpulan : mudah dilakukan.


Dari semua hal di atas, ada banyak hal yang sebenernya mudah untuk kita lakukan. Kalau gue sendiri pengen nyobain buat time travel ke zaman dinosaurus, kalo kalian pengin nyoba yang mana?

Aku Adalah

Puti Andini

Pengabdi Wifi Telkom...

Bagian dari

Your Lucky Number

Kategori