19 Mar 2017

Welcome Semester 2


Biasanya, awal masuk sekolah itu identik dengan hal-hal baru. Mata pelajaran baru, guru baru, tas baru, baju baru, badge kelas baru, buku baru, sepatu baru, gebetan baru (kalau cowok biasanya ngegebet dedeq-dedeq gemes yang baru masuk).

Semuanya berubah ketika sudah 3 bulan pacaran kita sudah kuliah, ya, gue sekarang mengalaminya. Selain mata kuliah dan dosen, tidak ada hal baru lainnya yang gue temukan, seperti baju baru, sepatu baru, tas baru, buku baru (paling kertas binder yang kosong, itu juga masih punya banyak sisaan di semester 1 kemarin), gebetan baru (apalagi ini, nggak usah ditanya). Pokoknya, semua yang masih bisa dipake, ya pake aja sampai bener-bener nggak bisa dipake lagi.
 
Minggu ini adalah awal pertemuan dengan dosen di semester 2. Dari ke-8 dosen yang mengajar, seharusnya gue bertemu dengan 6 dosen baru, tapi entah kenapa, pas masuk, ternyata hanya 4 saja yang baru, 4 lainnya adalah dosen gue di semester 1 kemarin (tuh kan, ternyata, dosen juga nggak baru semua :’().

Minggu pertama kuliah ini bener-bener penuh perjuangan. Aslik! 
Gimana enggak, 4 kali gue berangkat kuliah, 2 kali gue diturunin di tengah perjalanan, dan 1 kali gue diomel-omelin sama preman atau anak punk atau kang ngamen atau apalah itu namanya, itu loh..mereka yang suka nongkrong di lampu merah.

Semester 2 merupakan semester dengan jumlah sks terbanyak dibanding dengan semester sebelumnya atau di semester yang akan datang. itulah sebannya, gue mengurungkan niat gue untuk nambah sks. Dari total 22 sks sendiri, terbagi menjadi 8 mata kuliah, yaitu:

Pengantar Akuntansi 2
Gue heran banget sumpah!
Kalau bang Radit bilang ; "KENAPAAA? KENAPAAA? KENAPAAAAA?"

Kenapa gue nggak bisa pisah sama yang namanya Akuntansi? Gue kira, mata kuliah ini cuma ada di semester 1 doang, kenapa dia malah ngintilin gue di semester 2 juga? Lengkap satu paket dengan dosennya pula.

Kalau diibaratkan cowo, mungkin Akuntansi ini urat malunya udah bener-bener putus kali, ya? Udah berkali-kali ditolak, tapi tetep aja ngejar-ngejar.

Belum lagi, dosennya itu loh.. Dia itu adalah tipe dosen yang nggak mau kalah pinter dari mahasiswa-mahasiswanya. Makanya, gue males kalau ditanya sama dia. Jawab bener aja masih disalahin, apalagi jawab salah. Duh!

Kalau di semester 1 kemarin gue belajar tentang  Jurnal, buku  Besar, Laporan Keuangan Perusahaan Jasa dan Perusahaan dagang, di semester 2 akan dilanjutkan dengan Kas, Piutang, Persediaan, Aset tetap dan Aset tidak tetap. Jujur saja,semuanya sudah pernah gue pelajari di SMK, malah lebih lengkap. Bukannya gue sombong atau gimana ya, tapi serius, gue udah lupa semua sama materi itu, makanya gue males nginget-nginget lagi.

He..
He...

Pengantar Management
Ini adalah mata kuliah baru, alhamdulilah dosennya juga baru. Dari pengamatan sementara gue, dosen ini orangnya lumayan tegas, tapi nggak kiler, malah cenderung, asik, lucu, gemesin, kayak doraemon, agak gendats gitu deh pokoknya.
Eh.

Gue ini sebenernya anak IT atau anak Ekonomi sih? 
Alasan kenapa gue lebih milih jurusan IT, padahal background gue di Akuntasi adalah karena gue nggak suka sama teori. Tau sendiri kalau teori kan? Skill mengingatnya harus kuat, karena harus menghafal banyak materi.
Lah gue? Keluar  kosan mau ngambil anduk sampe di depan jemuran, malah masukin sepatu. 
Abis selesai ngomong di telpon, terus nanya ke temen sebelah “barusan aku ngomong apa ya? Denger ngga?”. 
Bisa dibayangkan betapa rendahnya skill mengingat gue itu.

Balik lagi ke Pengantar Management, untuk kurang lebih 6 bulan ke depan, gue akan mempelajari hal-hal yang nggak jauh-jauh dari sumberdaya manusia, organisasi, management ini, management itu, management nganu, ya pokoknya yang kayak gitu-gitu lah.

Setiap pertemuan, di 30 menit terakhir, akan ada persentasi dari setiap kelompok, 20 menit untuk baca slide, 10 menit untuk sesi tanya jawab. 

Jangan tanya siapa aja anggota kelompok gue, sedih lah kalau disebutinmah. Semoga aja ini cuma ketakutan gue doang, tapi mereka pernah satu kelompok sama gue, dulu.. aaahhh :”

Kalkulus
Kalau denger kata kalkulus, gue pasti inget sama mr Bean. Kenapa? pikir aja ndiri…
#digampar

Dosen kalkulus gue adalah dosen Algoritma di semester 1. Feeling gue udah mulai nggak enak, mengingat kemarin cuma mata kuliahnya dia doang yang dapet B.

Setelah membahas sedikit tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya, gue yakin kalau gue bakalan muntah beling di setiap pertemuan. Jangankan buat dapet A, bisa dapet B aja kayaknya gue bakalan terseok-seok.

Gue sangat menyayangkan kenapa mata kuliah penting seperti Algoritma dan Kalkulus justru diampu oleh dosen yang tidak terlalu peduli dengan mahasiswanya.

“Kalau ada yang tidak mengerti, tanyakan. Kalau diam berarti kalian mengerti”

Lah, pak, kita diam karena kita bingung mau nanyain apa, semuanya nggak ngerti.

Padahal Logika Algoritma itu adalah pondasi awal yang harus dimiliki oleh seorang IT. Kenyatannya, ngambang doang gini, kayak pondasi rumah apung yang ada di laut. Termbang-abing, kayak hubunganmu sama dia, nggak tau mau dibawa kemana.

Belum apa-apa, gue udah dikasih tugas buat bikin makalah , nggak tau apa, kalau internet di pc gue udah diblock sama pabrik. Aaarrhhhh! Syaithoon!

Dari sini gue menyadari satu hal. Untungnya ketemu dosen baru adalah, pas pertemuan awal pasti bakalan kita habiskan buat perkenalan. Kan mayan.

Kalau ketemunya sama dosen lama, kejadiannya bakal kayak gini;

“Kita langsung saja ke materi yang pertama..”

“Kenalan dulu lah, pak…. ”

“Kan udah kenal..”

“Jangankan sama bapak, caranya nulis aja kita udah lupa…”

“Oh, gitu ya, yaudah, biar kalian inget caranya nulis, nanti tolong bikin makalah ini… blaa… blaaa. Blaa…”

Struktur Data
Sudah bisa dipastikan, kalau di mata kuliah ini gue bakalan dibikin mabok sama angka 0 dan 1, sama True and False.

Di semester 1 kemarin, gue bertemu dengan dosen ini di mata kuliah PTI. Agak kesel juga sih, karena metode belajar yang dia pake cara full presentasi yang dilakukan oleh mahasiswa.

Kabar baiknya, sekarang dia tidak memberikan tugas untuk presentasi lagi. Dan, kabar baik selanjutnya adalah, gue tidak dipertemukan dengan kajur gue di mata kuliah ini (e: Bu Nurasiah). Padahal, semester sebelumnya, kajur gue ngajar MK Struktur Data. Kenapa gue bilang kabar baik? Pikir- (hmm takut digampar lagi) karena kesan pertama gue waktu kali pertama ketemu kajur, adalah, Ngeri. Sejenis perasaan ngeri yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Matematika Diskrit
“Lu jangan sombong jadi orang, baru juga Aljabar, kita semua disini banyak yang udah nyelesein Kalkulus sama Matematika Diskrit” kata seseorang yang gue kenal dulu.

Gue diem.

Gue minder.

Gue tersinggung.

Waktu itu gue juga nggak tau apa itu Kalkulus dan Matematika Diskrit.

Walaupun kata-kata itu bukan ditujukan untuk gue, tapi gue merasa tertohok, karena saat itu kebetulan gue juga sedang dihadapkan sama soal Aljabar yang kampret abis.

“Yes! Akhirnya gue sekarang bisa ketemu sama kalkulus dan matematika diskrit” sorak gue dalam hati, sesaat setelah pengisian KRS.

Namun apa yang terjadi kawan-kawan? Gue teramat sangat menyesali perkataan gue tersebut.
Bayangan gue tentang Matematika Diskrit yang gue kira nggak bakal jauh beda sama Matematika pada umumnya ternyata salah.

Eh iya nggak sih? Kok gue malah disuruh belajar program php, program java, belajar pake vb, dan lain-lain. 
Jadi Matematika Diskrit itu pelajaran program? Atau bukan?
(kemudian inget tugas akhir disuruh bikin poject dari salah satu program itu)

Terangkanlahhh…
Terangkanlahhh….


PKn
MasyaAllah.. ini adalah sebuah keajaiban yang terjadi di hidup saya. Setelah 23746228311923 tahun lamanya tidak dipertemukan dengan mata pelajaran PKn, akhirnya, pada kesempatan kali ini saya bisa kembali menghapalkan pasal-pasal UUD 1945. Klik like dan ketik angka 1 di kolom komentar, lihat apa yang akan terjadi selanjutnya.
Setelah menunggu sekitar 10 menit, akhirnya dosen yang ditunggupun masuk ke kelas.

“Kok saya nggak dipanggil ya, saya kan ada di ruang dosen” katanya sinis

“Anjiss! Roman-romannya horror ya ini dosen?” bisik gue sama Musa.

“Yasudah, kita mulai masuk ke materi!”

Hening seperempat detik

“Yaaah, pak, kita kan belum kenalan pak” kata anak-anak kompak, mirip paduan suara, cuma kurang dirigennya doang.

“Emang perlu ya? Belum tau nama saya?” sambil nunjukin map Absen

“Nih, nama saya…” lanjutnya lagi.

Gue kira dia itu beda dari dosen yang lain, tapi ternyata,

55 menit berlalu….

Dia masih cerita tentang dirinya,  anak-anaknya, tentang pekerjaannya dulu.

“Saya pernah jadi Camat, jadi Komandan di polri, saya pernah jadi anggota birokrat, bla..bla..bla..bla.. anak saya yang pertama dokter, yang kedua gelarnya doctor, yang ketiga, jadi perawat di rumah sakit anu, yang bungsu sekarang jadi pengacara, dia lulusan UI, nongkrongnya di anu-anu-anu…”

Di akhir cerita, dia tutup dengan.

“Seperti biasa, penilaian saya tidak jauh berbeda dengan dosen yang lain. 40% UAS, 30% UTS, 10% absensi, dan 20% Tugas..”

“Tugasnya individu atau kelompok, pak?” tanya gue.

“Tugas saya mudah ya, kalian tinggal membeli buku ini, kebetulan saya yang menulis ini…” papar dia sambil mengacung-acungkan bukunya.

“Modus, sia pak!” desis mulut salah seorang mahasiswa. 

Belakangan diketahui, kalau itu adalah mulut gue.

Coba aja ya kalau para penulis punya metode pamasaran yang jitu seperti dosen PKn gue untuk jual buku mereka.

English For Computer 
Di semester 1, sebenernya gue sudah belajar Bahasa inggris, tapi lebih ke Generalnya. Setiap kali pertemuan, kami diwajibkan untuk presentasi di depan kelas. Kami semua diberi waktu 60 detik untuk mengucapkan maksimal 20 kalimat.

Yang gue suka dari dosen ini adalah, dia tidak mewajibkan kami dibebaskan dalam hal grammar.

“Pokoknya, kalian harus ngomong pake Bahasa inggris dulu, grammarnya belakangan. Bapak yakin kalian sudah pintar dalam hal grammar. Setidaknya kalian sudah 9 tahun belajar grammar. Iya kan?”

Bener juga sih, selama ini, justru grammar yang menghambat gue untuk belajar Bahasa Inggris. Bikin ribet, jadinya malah males. Lagian, orang luar negri juga grammar-nya nggak bagus-bagus amat, malah kadang lebih berantakan dari kita.

Coba aja kalau selama 9 tahun kemarin gue lebih fokus sama belajar Bahasa Inggris tanpa dibayang-bayangi dengan grammar yang membingungkan.
mungkin sekarang...

Kayaknya sama aja sih, nggak bakal ada yang berubah.
wqwq

Mari kita tinggalkan semester 1.

“Beda dosen, beda juga cara nmengajarnya..” kata pertama yang diucapkan oleh dosen baru Bahasa inggris gue.

“Kemarin sama Pak Wahid, mungkin kalian dibebaskan dalam hal grammar, tapi tidak dikelas saya…” lanjutnya lagi.

KMVRTZ!

Padahal di krs jelas-jelas kalau Bahasa Inggris harusnya sama Pak Wahid, kenapa musti ganti dosen segala coba?

Sebelum gue ketemu sama pak Sir. Iya, namanya emang Sir. Gue juga nggak tau kenapa kok dia bisa punya nama Sir. Apa pas lahir ibunya sudah punya firasat kalau anaknya bakalan jadi dosen Bahasa Inggris? Cuman jadi awkward banget gitu pas gue manggil “Pak Sir…” (Pak Pak?), masa iya, gue mau manggil Sir doang... Atau lebih ena Sir Sir?

Nah, pak Sir ini terkenal sebagai dosen denga level ke-baper-annya yang tinggi. Gue sering denger ceritanya dari anak-anak yang pernah diajar sama dia.

Dia pernah minta mahasiswanya buat bikin semacam petisi ke FO supaya Pak Sir ini bisa ngajar di kelas mereka. Padahal, anak-anaknya sendiri seneng banget kalau nggak diajar sama dia.

Gue Rasa sih emang bener, terlebih pas dia bilang;
“Saya sebenarnya ngerasa kalau 2 sks itu masih kurang untuk mata kuliah saya. Bahkan dulu saya mau ngajar 3 sks, padahal saya dibayar untuk 2 sks saja…”

“Sabodo teuing lah, pak kuSir..
(Anjir kumisnya!!)

Program Web Design
Malam harinya, gue sempet download beberapa video-video 3gp kakek legend tentang Web Design. Bukan apa-apa, gue cuma nggak mau kelihatan terlalu polos aja di mata kuliah ini. Walaupun, ya, baru nonton semenit, gue udah nguap-nguap terus, akhirnya gue memutuskan untuk tetap lanjut nonton drama Korea sampai pagi. Keren!

Dari namanya, udah ketauan apa yang bakal gue pelajari di mata kuliah ini, yang pasti nggak bakal jauh dari ngoding, bikin web, dan ngedesign web. Kuncinya cuma satu, kita harus bisa kreatif.

Bagi yang udah nggak asing lagi sama dunia per-web-an, mungking ini jadi mata kuliah yang paling menyenangkan. Tapi bagi yang bener-bener buta sama dunia per-web-an macam gue ini, jangan ditanya deh.

Gue cuma plenggongan doang pas dosen lagi ngejelasin materinya, berasa kayak semua kata yang keluar dari mulut dosen mental gitu aja, nggak ada yang bisa terserap ke otak gue.

Sip, kayaknya gue memang salah jurusan.
“Kiri bang, saya berhenti disini aja, kayaknya udah kelewat jauh nih. Tadi kan saya mau ke pasar Pedok, kenapa jadi nyasar ke pasar Minggu?”
*kriik

Wuiiihhh kok jadi panjang banget gini ya?

Bentar… bentar, belum selesai, dikit lagi kok.

Untuk jadwal kuliah, seharusnya nggak ada masalah, kalau aja mata kuliah Web Design jadwlanya nggak bentrok sama jadwal kerja gue.

Yakali gue punya pintu kemana saja, gue keluar kerja jam setengah 3, kuliah juga mulainya setengah 3, buka pintu, langsung nyampe.

Akhirnya, mau tidak mau, gue harus nebeng di kelas lain.

Yaah..namanya nebeng, pasti jauh dari kata nyaman dong.

Ya Allah, mana ini nebengnya satu semester full, lagi.

Apa mending gue maksain diri ikut kelas sendiri ya? Tapi dengan resiko, gue pasti bakalan telat setidaknya satu jam.

12 Mar 2017

Random~

Ternyata minggu kemarin gue tidak memposting tulisan apapun…

ck.
Kadang hidup memang se-kampret ini.

Tapi, bukan Puti namanya kalau nggak punya segudang alasan untung membela diri atas kesalahan yang telah dia lakukan sendiri pada dirinya sendiri. 

Nah? Puyeng kan bacanya?

SAMA.

Minggu-minggu ini gue emang lagi sibuk banget. Walaupun katanya lagi libur kuliah, tapi kan tau sendiri kalau gue tetep kerja.

Sebenarnya, kalau aja gue mau melihat dari sisi baiknya, gue bisa mengatakan kalau gue beruntung. Karena untungnya, pas kerjaan lagi ribet-ribetnya, kuliah sedang libur. Tapi, ya gitu deh, gue lagi males mikir dari sisi yang baik. Yang jelas, badan gue sukses dibikin ringsek sama kerjaan.

DASAR KAU SAUS TAR-TAR! RAJUNGAN JELEK!! HUH!

Coba aja hari kebalikan itu benar-benar ada, mungkin gue yang akan balik ngerjain kerjaan gue, dan bikin kerjaan gue cape setengah hidup!

Gimana, tambah puyeng kan bacanya?

Apalagi gue, yang nulis.
Wqwq

Bukan cuma badan yang ringsek, gue sekarang nggak bisa bedain antara tangan gue dan pelabuhan. Liat aja nih, banyak kapal yang menepi di tangan gue ini. Selain mirip sama palabuhan, sepertinya tangan gue bisa digunakan untuk memarut kelapa juga, lho. 

Penderitaan gue semakin sempurna, karena  beberapa hari yang lalu, gue juga baru saja pindah kontrakan. Tau kan gimana capenya pindahan? Yaudah, nggak usah dibahas. Pokoknya capek banget kalau diceritain mah.

Alasan kenapa gue pindah kontrakan, karena salah satu temen gue mau nikah. Berhubung, barang-barang gue yang paling sedikit, makanya dengan perasaan tahu diri gue yang sangat besar, gue lah yang memutuskan untuk pindah.

Untung aja, kontrakan yang mau gue tempati nggak begitu jauh dari kontrakan lama gue.

Sebeloem

Sesoedah
hestek PutiYangTeroesir
Sebelum sama sesudah kok nggak ada bedanya ya?  

Anehnya, udah seminggu lebih gue menempati kontrakan baru , gue sama sekali belum pernah pupup. Padahalkan, kaatanya, kalau kita pupup di suatu tempat , itu tandanya kita betah di tempat tersebut.

Aahh, gue jadi galau nich gaes..

Tolong beri gue motivasi dong, untuk menghadapi ujian ini.

Tapi, bukan berati gue nggak pupup selama seminggu lohj ya. Gue pupunya selalu di tempat kerja.

Selain masalah pupup, gue juga punya masalah-masalh lain selama gue menempati kontrakan baru. 
- Kran air kamar mandi yang rusak, mau benerin tapi nggak bisa

- Nggak ada kulkasnya T.T
Iyalah! Kan kulkasnya punya temen gue di kontrakan lama.
Pengen beli kulkas, tapi pas inget saldo ATM... tiba-tiba gue mendengar salah satu lagunya Oppick yang seketika membuyarkan lamunan gue,
“Terangkanlahhh…terangkanlaaah…”
Belakangan diketahui, kalau ternyata temen gue lagi nonton FTV di Indos*ar.

- Kontrakannya panas
Soalnya ketutup bangunan yang lain yang lebih tinggi. Gue yang biasanya anti kipas, sekarang sama sekali nggak bisa jauh-jauh dari dia.

Yang mau bilang so sweet gue lempar batako nih! 

- Kunjungan pacar temen gue yang hampir setiap hari.
Awalnya sih gue biasa aja, tapi lama-lama kok, aduh… mereka sungguh sangat tidak ber-peri-ke-asmara-an! 

Tuhan kirim kan lah aku, kekasih yang baik hati..
yang seperti Nam Joo Hyuk,
yang seperti Park Hae Jin,
yang seperti Park Bo Gum,
yang seperti Yang Se Jong,
yang seperti Kim Woo Bin, 
yang seperti Lee Jong Seok,
yang mencintai aku, apa adaaaanyaaa......



Puti udah sehat kok, oppa. Kalau dinikahin oppa, pasti jadi sempurna.

Efek kebanyakan menghayal, gue sampai nggak ngeh, kalau ternyata beberapa hari lagi gue udah mulai kuliah.

Semester 2 tjoy…!

HAHAHAHHAHA
HAHAHA
HAHA
HA

Kuliah lagi…..

Xianjir! Mana Drama Korea lagi banyak yang bagus.
Huft :’(

Semangaat!
Walaupun umur udah bakalan nambah lagi beberapa bulan, gue nggak boleh kalah sama dedek-dedek gemes itu. Gue nggak boleh loyo..!
(Kemudian inget kalau kemaren gagal dapet IPS 4)
Loyo juga nggak apa-apa lah, namanya juga udag tua, wajar....

Gara-gara B setitik, rusak IPS sebelanga~
Tapi, nggak apa-apa, dari pada dapet D, mending B kemana-mana lah.

Jadi, kejadiannya gini..
Beberapa hari sebelum KHS dibagikan, semua nilai terlebih dulu diupload di web kampus. Mata gue tiba-tiba berkaca-kaca, ketika gue liat pengumuman nilai yang di web kampus. Berulangkali gue cek, siapa tau mata gue mines nya nambah, tapi ternyata apa yang gue lihat itu benar. Ya, gue sempet mau berhenti kuliah, pas gue tau kalau gue dapet nial D di salah satu mata kuliah.

Malu banget rasanya , apalagi semua nilai itu bisa dilihat sama semua mahasiswa. Siapa tahu calon jodoh gue ternyata ikutan lihat, dan dia tiba-tiba ilfeel setelah tau kalau gue se-bego itu.

"Jeongsincharyeo Puti, Jebal .." kata gue dalam hati.
(Sok Korea banget anjir!
oh iya, yang mau muntah, saya persilahkan)

Segera, gue kirim email perihal nilai gue itu sama dosen yang bersangkutan. Sambil menunggu balasan, gue kembali mengingat-ngingat apakah gue pernah membuat kesalahan selama UAS kemarin. Apakah gue ketahuan nyontek? tapi gue nggak nyontek kok, serius. Kalau nanya temen, iya. Apa gue tanpa sengaja telah menyinggung dosen gue itu? karena gue menyaingi kecantikannya? Tapi kan, cantik gue ini udah bawaan dari lahir.

Alhamdulillah, setelah dibikin deg-degan selama beberapa jam, akhirnya beliau membalas email gue, beliau mengatakan kalau ternyata ada salah penginputan nilai. Dan, akhirnya gue dapet nilai A untuk mata kuliah tersebut. 

Semoga aja di semester 2 gue bisa lebih baik lagi dari semester sebelumnya. 
Amiin..

Sekian postingan random dari gue, yang seperti biasa isinya ngelantur kemana-mana..

Aku Adalah

Puti Andini

Pengabdi Wifi Telkom...

Bagian dari

Your Lucky Number

Kategori