12 Nov 2016

Perihal Dibanding-bandingkan

“ Kamu kok nggak pernah ngucapin” medh bobo” ke aku pas aku mau tidur? Gak kayak mantan aku dulu ” –pacar

“ Liat tuh si Ijah, anak tetangga sebelah, anaknya rajin, suka bantu-bantu orang tua. Gak kayak kamu, kerjaannya Cuma makan –tidur, makan-tidur, sama buang hajat doang” –emak

Siapa sih disini yang suka dibanding-bandingin? Sebagai seorang manusia, gue rasa kalian juga bakalan ngerasa kesel kalau dibanding-bandingin sama orang lain.Terutama sama emak sendiri.

Tenang, gue lagi nggak mau bahas mak-emak, takut kualat.
Dan, entah kita sadar atau enggak, kita juga pernah melakukan hal yang sama terhadap orang lain, membandingkan. Misalnya aja gue, gue suka ngebanding-bandingin harga makanan di warteg A dan B, nyari mana yang lebih murah makanannya, yang lebih enak dan porsinya banyak, tanpa memperdulikan perasaan tukang wartegnya. Gue yakin kalo mereka tau gue sering ngebanding-bandingin mereka, mereka bakalan sedih banget.   
Tuhkan jadi ikut baper gini.

Itumah beda lagi anjir!

Hari ini, gue abis kena omel Dosen. Eh? Bukan.. bukan gue, tapi kelas gue. Dia adalah Dosen yang ketiga yang complain tetang  kelas gue. 
 
Yang pertama, panggil aja namanya Bu Ani. Dia ngajar mata kuliah PTI di kelas gue. Cara dia mengajar adalah dengan metode prsentasi yang dilakukan oleh kita para mahasiswa. Gue inget, dia sempet marah-marah di pertemuan kedua. 

Begini dia bilang ;

“ Ibu heran sama kelas ini, kenapa yang presentasi kayak kurang faham sama apa yang dia presentasikan. Dan kalian (nunjuk anak-anak sekelas ), nggak pernah mau memperhatikan temannya yang lagi presentasi “


“ kalian sudah Ibu kasih tau buat memahami isi materi, tapi kenapa malah kayak kurang persiapan banget? Jangankan audience bisa ngerti isi materi yang disampaikan, lha wong yang nyampein aja nggak ngerti kok! ”


“ Ibu nggak tau yah, apa ini cuma perasaan Ibu atau bukan. Tapi di kelas lain tuh nggak kayak gini loh. Mereka semua aktif di kelas, baik pemateri, ataupun yang menerima materi. Padahal, cara Ibu ngajar kelas ini sama kelas yang lain itu sama” 

Yang kedua , panggil aja namanya Bapak Budi. Dia ngajar mata kuliah Ekonomi. Dari awal, udah ketauan kalau dia killer. Dan ini yang dia katakana di suatu Sabtu yang sangat melelahkan buat gue ;

“ Dikelas sebelumnya, anak-anaknya aktif semua. Mereka banyak nanya karena mereka belum ngerti. Nggak kayak kelas ini, ngerti nggak ngerti yang penting udah absen”


“ Selain nilai tugas, absen, etc. Saya juga menilai etika anak-anak di kelas ini. dan hasilnya nggak lebih bagus dari kelas lain, malah bisa dibilang kelas ini yang terburuk”


Dan yang terakhir, adalah dosen gue yang paling cantik, panggil aja bu Cantik. Dia adalah tipe orang yang menurut gue, dosen yang paling sabar diantara dosen yang lain. Tapi malam ini, dia baru aja marah-marah di kelas. Dan guepun hanya bisa tercengang.




Dia bilang dia sempet beristigfar berkali-kali di belakang, ketika presentasi sedang berlangsung. Materi presentasi kali ini lumayan berat, tapi temen-temen gue sempet-sempetnya pleset-plesetin materi. Mungkin itu yang bikin Bu cantik kecewa.
  
“ Ibu tau, kalian nggak punya banyak waktu untuk belajar tentang materi ini, tapi Ibu harapkan kalian jangan bikin lelucon tentang agama kalian sendiri. Kelas lain juga sama, mereka nggak ngerti, tapi mereka semua memperhatikan”
Kemudian bu Cantik keluar kelas.

Hening seabad.

Gue tengak-tengok kebelakang, ternyata masih ada aja muka-muka yang asing buat gue. 
Ehehe 
malah salah fokus.

Sebenernya momen ini tepat banget untuk gue jadikan sebagai ajang pencitraan, gue bisa aja langsung maju kedepan kelas dan ngasih kata-kata motivasi buat temen-temen gue, supaya mereka nggak down mentalnya karena kebanyakan dibanding-bandingin sama kelas lain.
Baru aja nyusun rencana buat bikin pencitraan. Temen-temen gue malah ikutan bubar keluar kelas dengan ekspresi wajah riang gembira, tanpa dosa. ((TANPA DOSA))

“Bhangkay! Kalian memang pantas dilaknat Dosen” umpat gue,
di dalem hati tapi.

Setelah kejadian ini, gue sadar akan satu hal.

Setiap kelas yang gue huni,  pasti ada aja yang nggak beres.
Ah, bukan.
Apapun itu, kalau ada guenya, pasti nggak bakalan beres.

Mungkinkah, kesalahan ternyata ada di diri gue sendiri?

Gimana kalau seandainya gue ini pembawa sial buat mereka?

Tidaaaakkkkhhhh!

*Flashback 

SMP.
Gue waktu itu di tempatin di kelas 7C, banyak yang bilang kalau kelas 7C adalah kelas buangan. Kelas sisa-sisan kelas A dan B, dan anak-anak dari kelas 7C ini jarang banget diikut sertakan dalam kegiatan lomba yang diadakan di sekolah.

Lalu kemudian gue naik ke genteng kelas 8. Kelas 8.1 tepatnya, gue pindah sekolah ke Jakarta. Gue kira ceritanya bakalan beda, ternyata sama aja.

Kelas 8.1 adalah kumpulan anak-anak nakal kelas 7 yang sengaja dijadiin satu di kelas 8-nya. Yang setiap hari Senin selalu jadi langgana dijemur di lapangan. Bahkan dulu, ketika SMP yang notabennya masih jarang banget siswi perempuan yang Married by Acsident, di kelas gue ada dua orang yang MbA. 
Warrrbyazaak!

Kelas 9.2, adalah kelas unggulan di kelas 9. Berbanding dengan kelas 8.1 yang merupakan kumpulan anak-anak nakal, kelas 9.2 adalah kumpulan anak-anak (yang katanya)  pintar dan imoedh. Mereka yang dapet peringkat 1-10 di kelas 8, sengaja di satukan di kelas 9.2, ya walaupun nggak semuanya, tapi average-nya sih gitu.

Tadinya, gue pikir kelas ini bakalan jadi kelas dengan kekuatan super power. Ternyata tidak! Justru, kelas ini dicap sebagai kelas yang punya sifat individualis terparah. Nggak jadi, jadi kelas unggulan, kalimat khas yang sering kita terima dari para guru adalah ;

“Percuma kalau kalian pinter tapi nggak kompak, contoh lah anak-anak kelas 9.5, wlaupun mereka biasa aja tapi mereka kompak, yang bisa ngajarin yang nggak bisa. Kalau kalian sih Ibu percaya udah pada bisa semua, makannya nggak butuh temen lagi kan ya?” 

Oh God why???

SMK
Gue masuk jurusan Akuntasi, dan kelas gue seratus persen penghuninya adalah cewek semua. Harapan di tempatkan di kelas yang normalpun sirna, ketika gue justru malah ketemu sama orang-orang sinting yang hobinya minggat pas jam pelajaran buat main monopoli.

Rusak moral adek bang.

Bukan hanya perbandingan yang kelas gue dapatkan, tapi juga cacian dan makian. 
Tsadest! 

Akuntansi 3 berhasil bikin wali kelasnya sendiri nangis dan mengundurkan diri jadi wali kelas.
Dan kelas gue juga memenaangkan rekor pencetak MbA terbanyak, bahkan tanpa terkecuali temen deket gue sendiri.

*Flashback end

Dan sekarang, 
Di tempat kerja.
Kebetulan gue ditempatin di salah satu cabang pabrik gue yang dulu. Pabrik pertama ada di daerah Kosambi, Dadap. Dan cabangnya adalah di tempat gue saat ini, di Cikupa.

Karyawan pabrik cikupa sebagian besar staffnya adalah pindahan dari pabrik Dadap. Sialnya, yang dipindahin adalah yang anak-anak masih kecil, model gue ini. Di cikupa, yang megang kendali pabrik umurnya baru 23 tahun. Sedangkan di Dadap, orang lama semua. Mereka udah bisa dibilang professional.
Kami team Cikupa sering dikatain nggak becus kerja. Sampai-sampai, SOP kerja di Cikupa harus sama dengan yang di Dadap. Dan kalau hasil outputnya nggak sama kayak di Dadap, salah satu diantara kita akan ditrainning di Dadap. 

“ Dadap aja yang pabriknya kecil bisa, masa Cikupa yang pabriknya lebih besar nggak bisa?”

Setiap manusia itu dilahirkan berbeda, kecuali yang dilahirkan kembar, itupun gue yakin pasti ada sifat yang berbeda. Apalagi kita, yang dilahirkan dari rahim yang berbeda-beda . Kalo semuanya baik pasti nggak seru, kalau semuanya rusuh juga ngeselin. Hidup ini harus seimbang. Ya gue ambil positifnya aja, kalau nggak ada kelas yang rusuh, pasti Dosen atau guru-guru aitu nggak bakalan bisa bilang “jangan tiru kelas yang itu ya…” ke kalian. Kalo nggak ada kita, si kelas yang rusuh, nggak bakal ada bahan judge-an. Iya nggak?

  39 komentar:

  1. Jadiin pelajaran aja mungkin ingin menjadi yang terbaik ya, orang tua, guru atau dosen semuanya hampir sama suka banding2in gitu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya sih, kalo kitanya bisa dan mau berfikir postif. cuma kan kadang-kadang suka emosi duluan. ehe

      Hapus
  2. Seharusnya seneng dong neng dibanding2in ma kelas lain
    Justru karena kelas neng kelas lain jadi kelas terbaik
    Seharusnya anak2 kelas terbaik berterimakasih sama kelas amburadul

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya ya, jangan cuma berterima kasih kalo bisa. kasih duit sekalian biar enaq.

      Hapus
  3. Kok selama gw sekoalah dari TK sampai kuliah isinya orang-orang gesrek yah?

    BalasHapus
  4. Sebentar aku diijin untuk merenung sejenak. Agar kepalaku bisa membaca dengan seksasma dan cermat. Karena aku dilahirkan dari rahim berbeda ,sehingga mempunyai daya yang berbeda pula untuk mencerna. Wah itu , apa lebih baik aku kembali ke mantan pacar ?

    BalasHapus
  5. Paling sebel kalok dibanding-bandingin. Aku ya aku lah. Huh! -_- *gak selo*

    Tapi kesian jugak Buk Cantik itu ya. Mungkin lagi sensi kali, atau PMS, atau stok kesabarannya mulai menipis, makanya kayak gitu ._.

    BalasHapus
    Balasan
    1. mungkin juga sih.
      tapi dia langsung minta maaf sih setelah itu.

      Hapus
  6. mau jadi apapun bakal selalu dibanding-bandingkan kok, mau jadi presiden saja bakal dibanding-bandingin ama presiden terdahulu... haha namanya manusia, selalu tdk pernah puas, jadi dikomenin :D

    eh, tp kok bisa ya.. selalu berada di lingkungan yang sering di komen.. hehe dr sekolah, kuliah hingga tempat kerja. mungkin ini adalah misi mu untuk merubah itu semua, semangat :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. tuls.
      mau bener aja di komenin apalagi salah ya?

      yaaak, mangats!

      Hapus
  7. Masih ada sdikit yg typo sih put. Tpi masih bisa dperbaikin kok. Coba deh baca ulang trus diedit put. Hehe.

    Input dan output tulisan nya sudah bagus kok put. Masalahnya diawal udah keliatan pas baca awal2 paragraf, trus solusinya, perbandingan itu hal yg wajar, perbedaan itu harus kita sikapi lebih baik. Stidaknya itu yg mmbuat hidup kita lebih berwarna.

    -Teruntuk Ibu ani, Bapak budi dan Ibu cantik :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. typo is may middle name.
      ehe

      iya mas makasih :))
      suka banget sama pembaca yang mau ngasih aku saran dalam hal nulis.

      Hapus
  8. kalo gue dibandingkan dengan orang lain, gue sih asik asik aja, soalnya ngerasa sang pembanding ini memerhatikan gue dan berharap gue lebih baik dari yang sekarang ini...

    apalagi emak gue, sering membandingkan dengan orang lain, tapi disitu gue coba pahami maksud emak gue, pastinya emak gue kagak mau kayak orang lain tapi emak gue memberi contoh baik buat gue, tidak untuk meniru orang lain tetapi dijadikan contoh buat kehidupan gue :v

    BalasHapus
    Balasan
    1. yakin nggak ada rasa kesel sedikitpun? aku kok nggak yakin ya..
      wqwq

      Hapus
  9. Kadang ngerasa gitu juga. Dulu pas SMK kelas 1, saya dapet Kelas Oto. 2. Giliran naik ke kelas 2, kelasnya diacak (bukan berdasarkan peringkat) saya jadi ke oto 3. yang sering diabaikan. Dapet ruang kelas yang jelek, kotor, misah dari kelas lain. Premannye ngumpul pulak dalem kelas. JAdi kalok ada iuran kas, sebagai bendahara kelas, saya keder mau nagihnya. hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah, cowo jadi bendahara? eh.
      otomotif mah emang kelasnya isinya cowo semua deng.

      iya, berasa jadi remah-remah gitu, padahal kita bayar sekolahnya samaan ya, tapi kok dibeda-bedain.

      Hapus
  10. Perbandingan memang sulit dihindarkan. kadang suka gerah juga kalau dibanding-bandingkan. Tapi yasudahlah. Aku mah cuma bisa selow~~

    BalasHapus
  11. hi there
    gua juga kesel banget
    mungkin orang ngira dengan ngebandingin kita sama orang lain, kita bakal termotivasi buat jadi lebih baik lagi.
    padahal enggak
    Yang sabar yah
    rata-rata di kantor atau sekolahan memang banyak yang gitu
    tanpa sadar kita jadi ikut-ikutan ngebandingin diri kita sendiri dengan orang lain.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya mungkin bisa, kalau mereka ngebandinginnya pakai kata-kata yang lebih memotifasi. bukan dengan perkataan perbandingan yang biasanya sarcasm gitu.
      its break my heart </3

      wahaha, yak tuls.

      Hapus
  12. Muehehe dimana2 sama aja, ya gak orang tua, guru, dosen, selalu banding2in ke yang lebih baik. Mungkin maksudnya biar termotivasi, tapi kita udah terlanjur mandang negatif, masalah ego mungkin ya, tapi emang dibanding2in gak enak sih, palagi dibanding2in sama mantannya si pacar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. dan tanpa sadar kita juga sebenernya sering ngelakuin hal yang sama pula sama orang lain.

      Hapus
  13. Tapi yang paling gak enak mah orangtua ngebanding-bandingin kita sama saudara. Ha ha panasnya maksimal.

    Wah kondisi kelas kamu mirip banget sama kelasku dulu pas SMA. Banyak guru yang angkat tangan, bahkan sampe ngadu ke kepala sekolah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahha, waiki.
      pasti pengalaman ya, mas?

      wah, padahal sma ya bukan stm. kirain stm doang yang anak-anaknya rusuh.

      Hapus
  14. Kalau saya paling kaga suka dibanding-bandingkan apalagi kalau sama artis..bbuuakakakakak.

    BalasHapus
  15. Sama sih
    Kayaknya gak ada yang suka dibanding-bandingin -_-

    Just be your self, just the way you are
    Semua orang itu bedaa

    Salam buat dosennya yaa
    Keren banget bisa gitu

    BalasHapus
    Balasan
    1. ada tuh. mas azhie yang katanya biasanya kalo dibandingin.

      be yourself, hehe iya sih. tapi kalo hubungannya sama sebuah kelompok misanya. ya kayak temen sekelas.
      walaupun kitanya udah berusaha buat bersikap baik, tapi tetep aja yang dilihat kelakuan anak-anak lainnya.
      percuma juga, wqwq.
      mending ikutan ngerusuh sekaluan.

      apanya yang keren?

      Hapus
  16. sebel banget lah dibanding-bandingkan, apalagi sama teman yang sebenarnya nggak lebih baik dari kita *lah curcol :))

    BalasHapus
  17. iya peling kezel kalo udah di compare sama orang lain, tapi itu harus kita jadikan acuan supaya jadi lebih baik kedepannya


    Salam kenal
    www.travellingaddict.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. yuhuuu!

      salam kenal juga, makasih kunjungannya.

      Hapus
  18. Pastinya kuesell bangett kalo digituin, yaa mau gimana lagi kita harus dijadiin pelajaran sajaa.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. he.em
      pasti selalu ada hikmah disetiap kejadian.

      Hapus
  19. Panjang amat jalan hidupmu yah nak....
    sing sabar...
    percayalah, dengan dibanding-bandingkan seperti itu, maka sebetulnya kamu tidak sama dengan yang lainnya...

    Bagaimana put?
    Kalau aku si IYES... nDAK TAHU mas Anang?

    #njiplong

    BalasHapus
  20. Beuuh
    aku juga ada di kelas rusuh mulu . Hahahaa
    Anak paling bandel se sekolah adanya di kelasku mulu,
    Dulu anak kelasku hampir pada tawuran gegara mau ngebelain adek tingkat yangdibully SMP lain. SMA gak kalah absurd. Hahaha

    Bahkan ampe kuliah, banyak dosen ngamuk di kelas. Bahkan ada yang gak pernah mau lagi masuk kelasku selama satu semester. hihihii

    BalasHapus
  21. Emang sih ng enak dibanding-bandingin ama pacar, apalagi emak.. huhuhuuu.. :(

    Kalau sama dosen apalagi. Kelasku pernah tuh dibandingin sama dosen, katanya anak kelas sebelah lebih inilah, lebih itulah.. sekalian aja lebihin porsi badan mereka.. hahahaaa... :D

    #comentngjelas..

    BalasHapus

Tinggalin jejak dulu ya sebelum close tab,.. ^0^
Biar bisa dikunjungin balik \m/

Aku Adalah

Puti Andini

Pengabdi Wifi Telkom...

Bagian dari

Your Lucky Number

Kategori