26 Feb 2017

Gagal Fokus

*lirik jam (padahal nggak punya jam dinding)

Eh ada kok, tapi udah mati lebih dari satu tahun yang lalu, dan di antara kami bertiga (gue, Fitroh dan Mba Susi)  tidak ada satupun yang mempunyai cukup waktu untuk mengganti baterainya.

Gimana sih? Katanya nggak punya jam dinding, tapi ada..

Ya punya, tapi jamnya mati..

Yang bener punya atau nggak punya? Nggak jelas banget dah!

Eh! Berantem aja yuk!

Yaah, biasalah, kami bertiga memang sibuk.
Mba Susi sibuk telponan sama pacarnya,
Fitroh sibuk diapelin pacarnya,
Puti sibuk mencampuri  urusan orang lain  dengan drama Korea-nya.

Oke daripada nanti ada yang beneran ribut, lirik jam diganti sama liat jam di pojok kanan bawah laptop aja…

“Wuooh daebak!!” (Eh, maaf. Kayaknya gue barusan kerasukan arwah Bae Zusy deh)
#kriik -_-

Bagi drakor freaks macham gue ini, marathon drama sampai jam segini itu udah nggak aneh lagi. Buka laptop dari jam 3 siang, tau-tau liat jam udah jam setengah 3 pagi (diselingi makan, mandi, sama sholat, kok).

Kalau difikir-fikir gue sama pencandu rokok itu hampir tidak ada bedanya, kalau pecandu rokok, sebelum ngapa-ngapain, dia pasti bilang “sebat duls ah…” dan baru bisa berhenti, disebat yang ke-12. Kalau gue, setiap kali buka laptop, pasti bilang  “ah, nonton satu episode dulu ngga apa-apa kali, cuma sejam, itung-itung pemanasan mata”.

Satu jam berlalu, dan satu episode selesai.

“Lah, nanggung banget, penasaran, satu lagi deh…”

Gitu aja terus sampai tau-tau udah mau episode terakhir.

Kayak sekarang ini, tadinya gue hampir saja khilaf buat menghatamkan drama yang baru saja gue tonton (Qur’an noh dikhatamin). Untung aja gue sadar, kalau ternyata besok itu hari Sabtu, jadwal gue untuk bikin postingan di blog.

Xianjiir! Penting banget emang?!
 
Penting lah, untuk menunjukan sama diri gue sendiri kalau gue bisa konsisten sama diri gue sendiri juga. Muehehe

Drama yang barusan gue tonton adalah drama Korea yang sudah cukup lama tayang di Korea, hmmm sekitar bulan Juli 2016, judulnya adalah “Uncontrollably  Fond”.

Ada yang tau? Enggak ada?

Oh. Oke. :’””)

Gue sendiri nggak tau apa arti dari Uncontrollably Fond, jangan kan artinya, untuk melafalkannya saja, lidah gue rasanya mau kecengklak. Nah, maka dari itu demi keselamatan lidah gue, lebih ena kalau gue menyingkatnya menjadi  “UF”.

Sip! Puti memang cerdas!

Bentar,
Kok gue mules…
-
-

Ini serius gue abis dari kamar mandi beneran loh..
#kriik -_-(2)

Kamar mandi di kontrakan gue gelap karena lampunya mati beberapa bulan yang lalu, dan lagi-lagi, diantara kami bertiga, tidak ada satupun yang mau menggantinya.

Tapi kali ini bukan karena kami kami nggak punya waktu, melainkan karena “Langit-langitnya tinggi banget, anjeer!”, jadi, yaudah pasrah aja. Meskipun, saat malam kami harus lebih waspada terhadap makhluk yang tidak diharapkan hadir di kamar mandi. Apalagi kalau bukan....

kecoa.

Kecoa merupakan makhluk mitologi kuno yang konon bagi orang-orang tertentu kehadirannya lebih menakutkan dari pada kehadiran mantan. Orang-orang tertentu yang dimaksud adalah gue sendiri.

Entah kenapa, gue bisa biasa aja setiap hari ketemu mantan, dan bahkan masih sering di-ciye-ciye-in sama juga temen kerja. Gue bisa dengan mudah mengabaikan mantan gue ketika kita berdua papasan. Lain halnya dengan kecoa, bahkan sebelum kita papasaan (dengan jarak masih 2 meter-an lah), gue udah histeris duluan, kabur dan langsung mencari perlindungan buat ngumpet.

Padahal dibandingkan dengan mantan gue, ukuran kecoa itu berkali-kali lipat jauh lebih kecil (menurut analisa sementara gue, mungkin kira-kira lebih dari 720x lipatnya).

Ah iya, gue inget.

Dari segi ukuran, mungkin ukuran kecoa kalah jauh dari ukuran mantan gue. Tapi, di luar itu semua, ternyata gue punya lebih banyak kenangan buruk dengan kecoa-kecoa lucknut itu dibandingkan dengan kenangan buruk dari mantan gue.

Inilah beberapa kenangan bersama kecoa yang masih terekam dengan jelas di memori otak gue.

Kenangan pertama.
Puti Andini saat remaja, pernah iseng nyemprot sarang kecoa dengan semprotan nyamuk baygon, yang berakhir dengan penyerbuan yang dilakukan oleh  gerombolan warga kecoa yang ada di sarang tersebut.

Hal itu menyebabkan trauma yang sangat mendalam bagi gue, dan juga adik gue, Aldo. Padahal saat itu, Aldo sama sekali nggak tau apa-apa.  Aldo yang sedang khusyuk nonton tv di ruang tamu, tiba-tiba kaget liat gue lari pontang panting kayak dikejar Satpol PP. 

Setelah tau kalau kakaknya ternyata dikejar oleh banyak sekali kecoa, kemudian barulah Aldo ikut-ikutan bereaksi. Berdiri-teriak-panik-nangis.

Kalau ngebayangin kondisi gue dan Aldo saat itu, rasanya bikin bulu kuduk gue merinding.  Pokoknya, setelah kejadian itu, gue jadi tau satu hal; ‘Rasa takut Aldo terhadap kecoa lebih besar dari pada gue”

Kenangan kedua.
Kejadian bermula ketika sekolah sedang melakukan fogging. Setelah fogging selesai, para siswapun diminta untuk masuk kembali ke kelasnya masing-masing. 

Awalnya memang tidak terjadi apa-apa. Tapi beberapa menit setelah asap fogging hilang, bencana mulai datang, tidak tanggung-tanggung, bukan cuma segerombol warga kecoa lagi yang muncul, mungkin semua populasi kecoa yang ada di sekolah gue saat itu berhamburan keluar.
Ada kecoa yang terbang.
Ada kecoa yang terlentang sambil muter-muter.
Ada kecoa yang jalan.
Ada kecoa yang lari.
Ada kecoa yang kayang.
Mungkin malah ada kecoa yang cinlok juga.

Hampir semua siswa dibuat panik oleh gaya para kecoa itu, mereka (siswa) berteriak histeris, bahkan ada satu orang siswi perempuan yang nekat naik keatas meja, kemudian berlari dari satu meja ke meja lainnya menuju ke arah pintu keluar sambil nangis.

Iya, itu gue.

Kenangan ketiga.
Gue juga pernah dikunjungi geng kecoa (gue inget banget jumlahnya ada 6) , pas tengah malem . Karena kamar gue full poster artis-artis Korea, otomatis suara kaki kecoa yang sedang merabat di tembok yang ada posternya berhasil bikin gue terbangun dan terusir dari kamar gue sendiri.
Sedeh!! :’(

Kenangan ke-empat.
Ini yang paling epic dari semuanya!
Saat itu, gue baru saja pulang dari nyasar sama pacar gue (yang sekarang udah jadi mantan). Muter-muter selam 3 jam di daerah karawaci sukses bikin gue marah sama dia. Sepanjang perjalanan pulang gue memilih untuk mendiamkan dia.

Ketika gue sedang fokus manyun, tiba-tiba ada sesuatu yang nemplok di muka gue! deket idung, deket mulut! Yaa, disitu lah pokoknya.  Kalian tau itu apa? IYA, KECOA!

Ada kecowah nemplok di muka gue woy!!!

Bisa kalian bayangin nggak gimana perasaan gue?
Enggak kan?

Hah? Kok bisa nemplok di muka? Emang nggak pake helm?

Pake lah! Cuma….. kacanya gue buka… :””)

Selain 4 kenangan buruk itu,  ada kenangan awkward bersama kecoa yang pernah gue alamin juga.

Waktu itu, gue sama Meta lagi makan di salah satu angkringan yang ada di Citra Raya. Saat sedang asik-asiknya makan sambil ngobrol, munculah satu kecoa yang berlari ke arah gue dan Meta. Gue langsung sigap berdiri, dan siap-siap untuk lari, sementara itu Meta masih duduk sambil ngetawain gue yang lagi panik.

“Puti lebay banget sih?! Tuh kecoanya udah ilang tuh, mana nggak ada? udah duduk lagi aja sih"

“Takut sama kecoa itu wajar kali, dari pada kamu, takut sama kucing, kan malah aneh!”

“Kecoa itu kan lucu, Put”

“Lucu ko ndine, Ta?”

Itu lah Meta, takut sama kucing dan malah bilang kalau kecoa itu lucu.

Setelah memastikan bahwa kecoa itu sudah pergi, gue kembali duduk untuk melanjutkan makan.

“Eh, tadi ngomong-ngomong kecoanya kemana ya, Put?”

“Lah, nggak tau, tadi katanya udah pergi?”

“Jangan-jangan kecoanya masuk ke gelas ini lagi?” Meta nunjuk gelas yang berisi jahe susu miliknya.

Meta masih belum berhenti ngeledekin gue, sampai tiba-tiba…
 “Putiiii…. Ini apaaaan?!!”

“Apasih, Ta?!”

 “Inii…” Meta menyodorkan piring makannya.

“ANJEEERRRR!”

Ternyata kecoa yang tadi menghilang, bukan nyemplung ke jahe susu tapi malah bersarang di makanannya Meta.

“Masih untung nggak kamu makan ya, Ta? Kan nggak keliatan kayak kecoa, siapa tau kamu mikirnya itu baso bakar”

Setelah kejadian itu, gue sama Meta nggak pernah datang lagi ke angringan tersebut. Padahal sebelumnya itu adalah tempat favorite kami berdua.

Sek.. sek…
Loh? Iki ngopo dadi ngomongke coro yo?
Wah Puti iki, cen ra beres uteke..

Oh , iya ya? Tadi kan di atas lagi ngomongin drama Korea kan ya? Kenapa malah jadi gagal fokus ngebahas kecoa?

Ehm..

Uncontrollably Fond atau UF..

Nganu…

Lah, gue lupa mau cerita apaan jadinya…

#kriik -_-(3)

***

Meanwhile di dunia kecoa



Sedikit informasi buat kalian juga nih,
Menurut komik chibimarukochan yang pernah gue baca "jika kita melihat 1 kecoa, maka ada 40 kecoa lainnya yang sedang bersembunyi"


19 Feb 2017

Kasih yang tak Sampai

Ada beberapa hal di masalalu yang sampai sekarang ini masih membebani perasaan gue. beberapa hal tersebut memang belum terselesaikan, sehingga masih menggantung sedemikian rupa dan meninggalkan sebuah pertanyaan seperti ; “Gimana jadinya kalau dulu gue…?”

Wuanjer! Pembukaannya kenapa jadi drama banget gini?
Tolong kasih Puti nasi bungkus, teman-teman!

Saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar, gue sudah mulai menyukai seseorang. Bisa dibilang gue adalah perempuan mata keranjang (bahkan mungkin sampai sekarang). Gue bisa dengan mudahnya menyukai seseorang yang baru saja gue kenal.
  
Yeah Puti memang SWAG dari kecil!

"Ramanda Pratama Hardiansyah.... "
Seorang anak laki-laki dengan mata bulat dan gigi kelinci maju ke depan kelas, saat ibu guru memanggil namanya untuk membagikan buku tabungan.

Tidak banyak memori yang gue ingat tentang Rama. Hal yang gue ingat hanyalah, Rama pindah sekolah saat kelas 1 SD dan kembali lagi ketika kami semua naik kelas 3. Rama adalah anak nakal yang suka bolos.

Gue tahu rumah Rama ketika gue dan teman-tenan sekelas datang ke rumahnya untuk mencoba membujuk Rama setelah rama bolos sekolah sekitar 2 minggu. 

Setelah gue tahu rumah Rama, gue semakin sering jalan lewat di jalan dekat rumah Rama, berharap saat gue lewat, gue bisa melihat Rama. Tapi sayang, gue sama sekali tidak pernah melihatnya.
 
Pukpuk  Puti

"lewat situ kan kejauhan, Put!" protes salah seorang teman gue.

"Hehe, yaudah, nanti kita ketemu di depan aja yah" jawab gue sambil ngeloyor sendiri.

Di pertengahan semester kelas 3 (lupa, waktu itu udah senester atau masih catur wulan), giliran gue yang pindah sekolah. Sama halnya dengan Rama, gue tidak lama pindah dan akhirnya kembali lagi ke sekolah lama gue. Teman-teman gue bilang, saat gue pergi, Rama sering menanyakan tentang gue, mereka bilang Rama menyukai gue dan ingin memberikan sesuatu untuk gue.

Belum lama setelah gue mendengar gosip menyenangkan itu, Rama ternyata sudah pacaran dengan orang lain.

Rama, kelas 4SD sudah pacaran.
Begitulah cinta monyet gue berakhir dengan cara yang sangat cupu.

Pernah beberapa kali gue mencoba untuk mencari Rama di Internet, namun tidak pernah berhasil. Menurut gue, hanya ada dua kemungkinan kenapa gue tidak bisa menemukam Rama ; pertama, bisa saja nama Rama yang selama ini gue ingat ternyata salah. Yang kedua, mungkin saja gue sudah menemukan Rama, tapi Rama sudah banyak berubah, sehingga gue tidak bisa mengenalinya.

Who knows?

Jika suatu saat nanti gue bisa bertemu Rama lagi, gue hanya ingin menanyakan satu hal;
"Rama, apa bener dulu Rama suka Puti?"

***

Saat gue naik kelas 5 SD, tepatnya di sekolah yang berbeda lagi. Ada satu orang murid laki-laki yang namanya paling sulit untuk gue ucapkan “Dedi Pramono”.

Sebenarnya ini adalah ulah teman-teman gue yang selalu mencice-ciyekan gue dan Dedi. Lama-kelaman gue jadi salah tingkah sendiri sampai-sampai untuk mengucapkan namanya saja gue tidak bisa.

Bisa kalian bayangkan betapa geroginya gue saat itu.

Ini kenapa gue jadi senyum-senyum sendiri anjerr!

Setelah gue lulus SD, gue kehilangan kontak semua teman-teman gue di SD, karena ya.. lagi-lagi gue pindah dan memutuskan untuk melanjutkan SMP di daerah lain.

Gue dan Dedi akhirnya bertemu kembali ketika kita berdua masuk SMK yang sama, hanya saja tidak satu kelas seperti dulu. Di SMK, gue bertemu dengan beberapa teman perempuan Dedi saat di SMP, bahkan beberapa diantaranya menjadi  teman kelas gue.

Anehnya, reaksi teman-teman SMP Dedi saat berkenalan dengan gue adalah “Oooh, ini Puti yang katanya pacarnya Dedi pas di SD itu ya?”

W-w-what? Pacar? Nyebut namanya doang aja bikin gue pengin pipis di rok.

Singkat cerita, Dedi akhirya pacaran dengan perempuan lain dan masih langgeng sampai saat ini.

Gue belum sempat memberi tahu Dedi bahwa gue pernah menyukainya (lagi) ketika gue bertemu kembali dengan Dedi di SMK.

Kok jadi sedeh gini sih. Bangque!

Dedi kecil dengan model rambut jambulnya berhasil membuat gue terpesona. Dedi yang sekarang, lebih mirip prajurit korea selatan yang sedang mengikuti wamil, dengan rambut plotos dan mata sipitnya.

Cinta monyet yang sempat besemi kembali akhirnya kandas juga.
Monyet nih dasar!



***

Degg!!

“ini orang kenapa megang tangan gue sih?..”
Di samping gue terlihat seorang anak laki-laki dengan kulit putih yang sedang cengengesan sambil mencoba buat memegang tangan gue.

“Semuanya rentangkan tangan kalian yang benar !” bentak para senior panitia MOS.

Pertama kalinya gue bertemu dengan Acep Maryono saat pembukaan acara MOS di SMP. Siapa sangka ternyata gue dan Acep ditakdirkan menjadi teman satu kelas.

Yang paling gue ingat tentang Acep adalah :
Acep adalah teman sebangku gue.
Acep sering marah karena Acep selalu mendapat peringka ke 2 gara-gara gue.
Acep tidak bisa menyebutkan “s” dengan benar.
Acep dulu sering dibilang (maaf) banci, karena Acep lebih suka bergaul bersama anak-anak perempuann.
Acep selalu marah apabila gue menulis di bukunya. Acep bilang “tulisan kamu itu jelek! Jangan nulis di buku ku” sementara Acep sendiri sangat hobi menulis di buku-buku gue.
Acep adalah musuh gue ketika jam pelajaran berlangsung.

Karena kedekatan gue dan Acep, teman-teman lain sering menyangka kalau secara diam-diam gue dan Acep berpacaran. Meskipun tuduhan mereka tidak benar, tetapi gue tidak menyangkal, kalau sebenarnya gue juga mengharapkan hal itu.

Karena merasa tidak enak dengan teman-teman, apalagi saat itu Acep sudah mempunyai seorang pacar, akhirnya gue perlahan menjauhi Acep. Kalau tidak salah ingat, gue dan Acep memang sepakat untuk membatasi diri masing-masing agar tidak sedekat sebelumnya. Akhirnya gue dan Acep benar-benar menjadi jauh.

Jujur, itu adalah sakit hati pertama yang gue rasakan.

Melihat Acep dekat dengan banyak siswa perempuan membuat gue sangat marah. Puncaknya ketika gue melihat Acep memegang tangan salah seorang kakak kelas di depan mata gue sendiri saat acara PerJuSa (Perkemahan Jum’at Sabtu) ketika api unggun sedang berlangsung.

Acep seperti telah benar-benar melupakan gue, sementara perasaan gue terhadap Acep semakin besar. 

Tidak hanya itu, saat kenaikan kelas 8, ternyata gue dan Acep berbeda kelas. Gue semakin kehilangan sosok Acep, orang yang dulu sering bersama gue.

Untuk menyembunyikan kesedihan gue, sering kali gue mengabaikan Acep apabila tidak sengaja gue berpapasan dengannya di Sekolah. Hubungan gue dan Acep semakin memburuk, sampai akhirnya gue pindah sekolah lagi. ( Tapi gue pindah sekolah bukan gara-gara Acep juga sih).

Selesai upacara 17-an(th 2008), gue memutuskan untuk berpamitan dengan semua teman-teman gue termasuk Acep. Setelah tidak bertegur sapa selama beberapa bulan (iya, gue marah nggak jelas sama Acep cuma gara-gara cemburu), gue memberanikan diri untuk menemui Acep. Dengan tangan gemetar, gue mengucapkan salam perpisahan kepada Acep dan meminta maaf atas sikap gue selama beberapa bulan kebelakang.
Jujur aku tak kuasa, Saat terakhirku genggam tanganmu.
Namun yang pasti terjadi, kita mungkin tak bersama lagi.
Bila nanti esok hari, kutemukan dirimu bahagia.
Ijinkan aku titipkan, kisah cinta kita selamanya.
- Kerispatih (Demi Cinta) menjadi lagu favorite gue selama beberapa waktu.

Setelah gue pindah ke Jakarta, entah kenapa pertemanan gue dan Acep kembali membaik. Kita sering telponan untuk sekadar menanyakan materi perlajaran.

Suatu hari, tanpa disangka tiba-tiba Acep menyatakan perasaannya sama gue lewat telpon. Acep mengajak gue untuk pacaran. Gue bahagia bukan main, ternyata cinta gue tidak bertepuk sebelah tangan.

Begonya, gue malah menolak Acep.

Mungkin ini alasan, kenapa sampai saat ini gue merasa masih ada hal yang belum selesai dengan Acep. Padahal, mungkin Acep sendiri sudah tidak ingat lagi kalau dia pernah meminta gue untuk menjadi pacarnya


***


Karena hubungan gue dan Dedi mempunyai tingkat kemustahilan yang sangat tinggi utuk bisa berlanjut kejenjang pacaran, dengan menyisakan senyum kecut,  gue putuskan untuk mengikhlaskan Dedi.


Dan, Violaa!

Tidak lama setelah itu, gue akhirnya kembali menemukan sosok laki-laki yang berhasil mencuri perhatian gue. Dia adalah teman satu kelas sepupu gue, namanya Saefur Amin.

Berbeda dengan teman-teman sepupu gue yang lain, yang sering mengganggu gue, Saefur Amin justru orang yang sangat pendiam. Dia jarang bergabung dengan teman-teman sekelasanya. Tanpa sadar,hal itu lah yang membuat gue tertarik dengan Amin.

"Kenapa sih suka sama Amin? Dia kan orangnya aneh, mending sama yang lain aja dari pada sama dia?" kata sepupu gue suatu ketika.
 
Kesalahan terbesar gue adalah, membiarkan seluruh dunia tau kalau gue menyukai Amin. Padahal mungkin hal itu malah membuat Amin jadi Ilfeel sama gue.

Meskipun begitu, Amin tidak lantas menunjukan ketidak sukaannya terhadap gue secara langsung. Dia tetap mau membalas sms gue.

Sampai suatu ketika, sepupu gue membajak hp gue untuk meng-sms Amin dan menyatakan perasaan gue. Hasilnya, gue ditolak dengan alasan Amin belum boleh pacaran sama bapaknya
.
Xianying!

Gini amat nasib gue!

Berita tentang gue dan Aminpun akhirnya menyebar dengan cepat. Parahnya, yang justru nyiyirin gue adalah kakak-kakak kelas.

Belakangan gue tahu ternyata, kakak kelas yang nyiyirin gue adalah teman-teman dari pacarnya Amin. Dan setelah kejadian ini gue sangat yakin kalau Aminlah yang menyebarkan berita penolakan dia sama gue.

Hari itu juga gue langsung datang ke kelas nya Amin. Dalam bahasa gaul, kita biasa menyebutnya dengan melabrak. Gue menemui Amin untuk mengklarifikasi bahwasanya, yang mengirimi dia sms bukanlah gue, tapi sepupu gue.

Dia tidak pernah mengatakan dia tidak menyukai gue, dia tetap berhubungan baik dengan gue, dan tanpa sepengetahuan gue, dia malah sudah berpacaran dengan orang lain. 

Sudah kena php, eh malah ditinggal jadian sama orang lain.

Seketika, gue yang awalnya sangat respect sama Amin, berubah menjadi benci setengah mati.


***
Gue baru sadar, ternyata gue tidak punya kisah kasih di sekolah. Dari SD sampai gue lulus SMK,  gue bertahan menyandang predikat sebagai jomblo yang lumayan ngenes.

Benar-benar sebuah konsistensi yang sangat warbyasak!

Demikian sekelumit kisah asmara gue yang sama sekali tidak menginspirasi, tapi gue harap ada pelajaran yang bisa dipetik dari pengalaman-pengalaman kurang beruntung gue. Seperti ; jangan terlalu percaya perkataan teman tentang gebetan kita dan yang paling penting, tetap waspada karena sekarang tukang php populasinya semakin banyak.

"Halah~ bilangnya di-phpin, padahal elunya aja yang gampang baper !"
- pembelaan mainstream seorang laki-laki

12 Feb 2017

[Maksa Cerita] Weightlifting Fairy Kim Bok Joo

Dalam sesi maksa cerita kali ini, gue akan mencoba untuk meceritakan sebuah drama Korea yang berjudul 역도 여정 김복주( yeok-do yeo-jong Kim Bok Joo) / Weightlifting Fairy Kim Bok Joo / Peri Angkat Besi Kim Bok Joo.


Weightlifting Fairy Kim Bok Joo adalah sebuah serial drama Korea Selatan yang dibintangi oleh Lee Sung Kyung (sebagai Kim Bok Joo) dan Nam Joo Hyuk ( sebagai Jung Joon Hyung ).


Serial drama Korea Weightlifting Kim Bok Joo terinspirasi dari kisah seorang atlet angkat besi peraih mendali emas Olimpiade,  Jang Mi Ran. Drama Korea ini tayang di Korea Selatan setiap hari Rabu dan Kamis pukul 22:00(WKS) di MBC mulai 16 November 2016 –  5 Januari 2017.

Penayangan drama korea ini hampir berbarengan dengan penayangan drama Korea Legend of The Blue Sea yang pemainnya sendiri adalah suami masa depan gue, Lee Min Ho. 

Awalnya gue juga nggak begitu tertarik dengan drama Weightlifting Fairy Kim Bok Joo, karena selain susah banget buat ngucapin judulnya, juga karena drama ini diperankan oleh Lee Sung Kyung yang pernah main sebagai orang nyebelin di drama “Cheese In Trap” dan drama “Doctor”.

Setelah drama ini tayang sekitar satu bulan dan gue melihat beberapa cuplikan drama ini di Instagram, kemudian munculah rasa penasaran gue untuk menonton drama ini. Terlebih, saat itu gue juga mulai bosan mengikuti drama LOTBS. Padahal belum 3 bulan, tapi udah ngerasa bosen. Ya… gimana ya?

Weightlifting Fairy Kim Bok Joo, atau biar gampang sebaiknya gue singkat saja menjadi WFKBJ bercerita tentang seorang atlet angkat besi berusia 21 tahun  dari Universitas Haneol, Kim Bok Joo, yang baru pertama kalinya ngerasain jatuh cinta. Padahal seorang Puti Andini  saat eSDe sudah merasakan yang namanya jatuh cinta.


Disini kita akan bertemu dengan dua orang tokoh cowok, yaitu Jung Joon Hyung ( Nam Joo Hyuk ) yang pacar-able banget, dan Jung Jae Yi ( Lee Jae Yoon) yang suami-able banget. 

Adik sama Kakak, sama-sama bikin gagal fokus
 
Walaupun genre drama ini adalah romantic comedy, tapi ceritanya enggak melulu cerita tentang kisah cinta doang, kok. Di sini juga diceritain tentang kisah Bok Joo sebagai atlet angkat besi, kisah Bok Joo sebagai seseorang yang hangat di keluarganya, terutama ayahnya, dan kisah persahabatan Bok Joo dan kedua orang temannya, yaitu Lee Sun Ok ( Lee Joo Young )dan Jung Nan Hee ( Jo Hye Jung ).

Hah? Apa? Kisah anak yang tertukar sama perebutan harta? Yakali ini sinetron Indonesia, eh salah. Sinetron Turki maksudnya. Sinetron Indonesia kan sangat mengedukasi sekali.

Karena drama ini berlatar tentang kehidupan kampus, maka tidak heran kalau peminat drama ini kebanyakan dari kalangan remaja jomblo  yang penasaran dengan kisah cinta yang bikin gregetan ingin memiliki Nam Joo Hyuk seutuhnya.

Dan sekarang, gue akan menjelaskan alasan kenapa gue nonton drama WFKBJ, siapa tau diantara kalian ada yang penasaran dan memutuskan untuk menontonnya, setidaknya satu kali seumur hidup kalian.

He....
He....
He....


Ceritanya sangat “ringan”, cocok banget buat anak muda yang nggak mau mikirin hal berat
 
Bermula dari Bok Joo yang menyukai seorang dokter klinik berat badan, yaitu Dr. Jung Jae Yi. Bok Joo yang seharusnya menaikan berat badan  untuk kompetisi justru mengalami dilema karena dia sudah mengikuti program diet dengan dokter kesayangannya. 


Masalah semakin rumit, karena ternyata Dr. Jae Yi adalah kakak dari teman kecilnya Bok Joo, yaitu Joon Hyung yang saat ini kebetulan satu kampus dengan Bok Joo sebagai seorang atlet renang.


Dari drama ini kita belajar bahwa cantik itu tidak melulu harus langsing, melainkan inner beauty-lah yang terpenting

Seorang atlet angkat besi selalu identik dengan badan yang besar dan tangan yang berotot. Bagi laki-laki, hal itu mungkin tidak menjadi masalah. Sebaliknya, bagi perempuan, postur tubuh seorang atlet angkat besi justru membuatnya minder terlebih dalam urusan cinta.

Tanpa terkecuali Bok Joo, saat dia berkenalan dengan Jae Yi, dia mengaku bahwa dia adalah seorang mahasiswa di jurusan musik. Ketika ditanya alasannya, Bok Joo mengatakan bahwa, dia tidak ingin orang yang dia sukai melihat otot kekasihnya yang hampir keluar ketika sedang melakukan angkat besi.


Karena kebohongannya itu, Bok Joo akhirnya melarikan diri dari Jae Yi. Bok Joo memutuskan untuk mematahkan hatinya sendiri, dan bertekad untuk melupakan Jae Yi walaupun itu tidak mudah.

Selama Bok Joo mengalami masa sulit, Joon Hyung lah yang selalu ada di samping Bok Joo. Dan siapa sangka, ternyata Joon Hyung justru jatuh cinta kepada Bok Joo tanpa mempermasalahkan penampilan Bok Joo.


Kisah cinta antara Bok Joo dan Joon Hyung itu bikin gemez

Walaupun pada kenyataannya Nam Joo Hyuk dan Lee Sung Kyung memiliki perbedaan usia sekitar beberapa tahun, hal itu tidak mempengaruhi chemistry antara Bok Joo dan Joon Hyung. Mereka bisa memerankan karakter mereka dengan baik.

Di luar, mungkin Joon Hyung sangat menyebalkan dan sering mengganngu Bok Joo, tapi sebenarnya Joon Hyung sangat perhatian kepada Bok Joo, bahkan ketika Bok Joo patah hati karena kakaknya, Joon Hyung lah orang yang selalu berada disisi Bok Joo untuk menghibur Bok Joo.


Ketika Joon Hyung mulai jatuh cinta kepada Bok Joo, Joon Hyung melakukan berbagai macam cara agar Bok Joo mau menjadi pacarnya.


Tatapanmu, bang....
Sampai mereka pacaran pun, Joon Hyung selalu membuat seolah-olah Bok Joo adalah miliknya yang paling berharga.



Kisah persahabatan antara Bok Joo dan temn-temannya yang SWAG

Bok Joo mempunyai dua orang sahabat, yaitu Sun Ok dan Nan Hee. Keduanya adalah atlet angkat besi juga. Mereka bertiga sering dijuluki geng preman oleh para laki-laki, mereka juga sangat ditakuti oleh para atlet senam.

Titisan Upin-Ipin yang hobinya makan ayam goreng



Persahabatan mereka diuji ketika Bok Joo berpura-pura terkena ambeyen, padahal Bok Joo diam-diam menemui dokter di klinik berat badan. Nan Hee yang pertama kali mengetahui hal itu akhirnya mau mengerti alasan sebenarnya kenapa Bok Joo pergi ke klinik berat badan, bukan karean ingin diet, melainkan karena Bok Joo menyukai sang dokter. Berbeda dengan Sun Ok yang sangat marah, karena menganggap dialah satu-satunya orang yang tidak mengetahui apa-apa tentang sahabatnya.


Ini scene yang pertama yang bikin gue nangis pas nonton drama WFKBJ. Gue inget temen-temen gue di SMK dulu. 

Ceritanya, gue dan salah seorang teman gue yang bernama Dwi a.k.a Bigger, adalah Korean Addict. Kita berdua seperti punya dunia sendiri. Setiap kali diajak jalan, kita selalu menolak dengan alasan akan pergi ke warnet. Kita lebih sering ngobrol berdua ketimbang dengan teman-teman yang lainnya, bahkan kesannya kita sedang mengabaikan mereka.

Disaat yang lain mengumpulkan uang jajan mereka untuk membeli baju, kita lebih suka menggunakan uang itu untuk membeli majalah.

Singkat cerita, teman-teman gue itu marah sama gue dan Bigger. Kami saling mendiamkan satu sama lain baik dari kubu gue dan Bigger ataupun kubu teman-teman gue yang lain. Setelah beberapa hari. Akhirnya, ada salah seorang dari teman kami mengatakan kalau sebaiknya menyelesaikan masalah ini dengan berbicara satu sama lain. Kamipun sepakat.

Sepulang sekolah, kami berkumpul di lantai atas. Kami mencoba untuk mengatakan setiap unek-unek kami masing-masing.

Ada perasaan lega dan haru yang kami rasakan saat mencoba jujur satu sama lain. kamipun menangis sambil berpelukan. Kami berjanji untuk saling mengingatkan dan bukannya mendiamkan apabila ada salah satu dari kami yang mulai "asik sendiri".

Keliatannya mungkin lebay, tapi itu adalah kenangan indah yang akan selalu gue inget sampai gue tua. Itu juga kalau gue nggak kena alzeimer sih. eh.


Berteman dengan mantan pacar - pacar kita adalah pertanda bahwa kita memiliki pemikiran yang luas

Teman sekamar Bok Joo adalah mantan pacar Jon Hyung yang bernama, Sung Si Ho. Si Ho adalah atlet senam yang baru saja kembali dari pusat pelatihan di Taerung. Sebelum Si Ho pergi ke Taerung, Si Ho mengakhiri hubungannya dengan Joon Hyung secara sepihak. Setelah Si Ho kembali lagi ke kampus, Si Ho justru meminta Joon Hyung untuk kembali bersamanya.
 
Tjie mutusin sendiri, nyesel sendiri, dan ngajak balikan sendiri. Mantan yang seperti ini adalah mantan yang layak untuk dikarungin dan dibuang ke laut.

Saat Si Ho mengetahui kedekatan Joon Hyung dengan Bok Joo, Si Ho sangat marah. Si Ho mencoba untuk menjatuhkan Bok Joo. Tentunya bukan dengan cara di dorong dari atap kampus atau dengan di slengkat ya, teman-teman.

Tapi dengan membocorkan rahasia, bahwa Bok Joo ternyata diam-diam pergi ke klinik berat badan kepada pelatihnya Bok Joo. Saat itu dunia per-angkat besi-an mengalami gonjang-ganjing karena sebuah kesalahpahaman.

Tenaaang, tokoh antagonis di drama Korea tidak sama dengan tokoh antagonis di sinetron Indonesia, eh Zimbabwe maksudnya. Tokoh antagonis hanya akan melakukan kejahatan, sampai episode terakhir, atau sampai dia kena adzab dan mati, kemudian tokoh protagonisnya, tidak pernah melakukan kesalahan sedikitpun sampai episode terakhir.

Di drama korea, tokoh antagonis juga mempunyai sisi baik, dan sebaliknya tokoh protagonis juga bisa melakukan kesalahan.  Biasanya ada alasan tersendiri yang membuat tokoh anatagonis itu menjadi jahat.
Selama Si Ho membenci Bok Joo dan bersikeras  ingin mendapatkan Joon Hyung kembali, prestasi senamnya menurun drastis. Tetapi, setelah Si Ho bisa menerima kenyataan bahwa Joon Hyung tidak lagi mencintainya karena kesalahan Si Ho sendiri.  Si Ho pun kembali bersinar sebagai atlet senam.

Apa yang akan kalian lakukan jika melihat mantan dan pacar kalian akur kayak mereka?

Lagi-lagi, kejadian ini juga pernah gue alamin.
Gue pernah ada di posisi Sung Si Ho. Ketika gue harus berteman dengan pacar mantan gue sendiri karena sebuah pekerjaan. Mungkin agak sedikit berbeda, karena gue memang sudah tidak memiliki perasaan apapun terhadap mantan gue. Tetapi, tetap saja, ada sedikit rasa canggung antara gue dengan pacar mantan gue itu.

Ngeri-ngeri sedep gitu lah pokoknya.


Bok Joo mempunyai keluarga yang hangat

Di rumah, Bok Joo tinggal bersama ayah dan pamannya. Ibu Bok Joo diceritakan sudah meninggal ketika Bok Joo masih kecil. Ayah Bok Joo adalah pemilik sebuah restoran ayam. Bok Joo selalu membantu ayahnya mengantarkan pesanan ke pelanggan apabila ayahnya sedang kerepotan.

Bukannya berterimakasih karena anaknya mau membantunya, Ayah Bok Joo malah memarahi Bok Joo, dan selalu mengusir Bok Joo untuk kembali ke asrama dan fokus untuk latihan.

Keluarga ini selalu dipenuhi dengan kata-kata umpatan kasar. Baik ketika ayah Bok Joo menyuruh Bok Joo untuk tidak membantu pekerjaannya, atau saat Bok Joo meminta ayahnya rutin melakukan pemerikasaan di rumah sakit. Begitupun dengan pamannya Bok Joo, dia selalu mengatakan “Lelaki sial mana yang nantinya akan menjadi suami Bok Joo”

Dibalik semua itu, mereka saling menyayangi satu sama lain.

Gue nangis kejer pas Bok Joo nemuin buku asuransi milik ayahnya untuk Bok Joo di lemari, kemudian Bok Joo menemukan baju-baju ayahnya sendiri sudah banyak yang sobek.


Bok Joo: Ayah.. Ayah..Maafkan aku.

Ayah Bok Joo : Untuk apa kau minta maaf?

Bok Joo : Semuanya. Aku minta maaf untuk semuanya. Maafkan aku karena membuatmu khawatir. Maafkan aku karena membantumu mengantar pesanan  ketika kau menyuruhku untuk tidak melakukannya. Aku juga minta maaf karena aku tidak sopan padamu. Ketika aku kecil, aku protes tentang kimbap buatanmu yang tidak enak dan tidak memakannya. Maafkan aku.

Ayah Bok Joo : Hentikan, anak bodoh. Aku yang lebih bersalah. Maafkan aku karena membuatmu melakukan angkat besi,dan aku merasa bersalah karena aku tidak punya pilihan lain dan membuka restoran ayam untuk membesarkanmu. Yang paling membuatku merasa bersalah, adalah kau tidak pernah bisa menyebutkan kata "ibu" ketika kau tumbuh dewasa.

Bok Joo : Itu bukan salah Ayah. Itu salah Ibu.

Ayah Bok Joo : Tetap saja, maafkan Ayah. Aku ingin meminta maaf padamu atas nama Ibu. Aku benar-benar minta maaf. Aku merasa sangat bersalah tentang hal itu selama kau tumbuh dewasa.

Bok Joo : Jangan katakan itu. Akulah yang seharusnya meminta maaf. Aku benar-benar minta maaf, Ayah. .

Ayah Bok Joo : Kau harus tidur sekarang.Selamat malam.

Bok Joo : Ayah...
Pamannya Bok Joo yang lagi tidur-pun ikutan nangis karena denger percakapan Bok Joo sama Ayahnya Bok Joo
Tidak semua kata-kata kasar selalu  mempunyai arti yang kasar juga. Tidak semua manusia mempunyai keahlian untuk berkata lemah lembut untuk menunjukan kasih sayangnya. Terkadang, justru kata-kata kasar lah menunjukan kasih sayang yang begitu besar.
 
Sayangnya, kita hidup didunia yang dipenuhi dengan kebencian yang disamarkan oleh kata-kata lemah lembut dan baik.


Yang terakhir adalah, drama ini memberi gambaran bahwa menjadi seorang atlet ternyata tidaklah mudah

Selama ini jurusan olahraga atau profesi sebagai seorang atlet agaknya kurang diminati oleh anak muda, apalagi untuk angkat besi. Namun, disini kita bisa tahu, perjuangan para atlet angkat besi untuk bisa menang, mulai dari lari pagi setiap hari, mengangkat beban 30 kali dalam sehari, atau bahkan paksa untuk makan 3kali dari porsi biasanya.

Tidak hanya itu, cabang olah raga lainnya, seperti senam yang mengaruskan para atletnya untuk menjaga berat badannya. Para atlet senam dituntut untuk latihan siang dan malam, dan hanya dperbolehkan makan sayuran saja setiap harinya.



Gimana? Penasaran nggak buat nonton drama ini?
Oh, enggak yah? Yaudah gapapa kalau enggak penasaran juga. Yang penting Puti pernah berjuang untuk membuat kalian mau menonton drama ini.

Bonus untuk postingan kali ini.
Sebuah poster film yang pernah nge-hits di Indonesia.

sumber : IG @Kpopreceh

Aku Adalah

Puti Andini

Pengabdi Wifi Telkom...

Bagian dari

Your Lucky Number

Kategori