30 Agu 2021

Tadi pagi, gue iseng blogwalking ke beberapa blogger langganan yang biasa gue kunjungin, walaupun gue tidak meninggalkan jejak komentar.

Dan tiba-tiba…. 

Gue kangen,
 
Gue kangen ikut ngerusuh  di kolom komentar blogger lain, gue kangen ketawa-ketawa sendiri tiap kali baca postingan mereka, baik yang bisa menginspirasi atau justru malah yang bikin sesat. Walapun biasanya, gue cenderung lebih suka sama postingan yang bisa menuntun gue ke jalan yang sesat, sih.

Hahaha~

Sebenarnya ada banyak banget moment yang gagal gue abadikan di blog gue ini. Hal itu teramat gue sayangkan. 

Ini tuh ibaratnya kayak gimana ya? Penyesalan yang sudah gue tau bakalan jadi penyesalan di masa yang akan datang, jadinya.

Jadi, pas gue mikir gini “Ah ini nga gue ceritain di blog, pasti gue bakal nyesel nih” dan, ya, gue sekarang nyesel beneran.

Hvft.

Kemudian terngiang semua janji-janji yang pernah gue ucapkan sama blog gue ini, janji akan selalu berbagi cerita dalam suka maupun duka~

Janji lagi, diingkarin lagi, janji lagi, pura-pura amnesia, janji lagi, lagi, lagi...

Gitu aja terus sampai keperawanannya mimi peri berhasil ada yang ngejebol.

Padahal apa susahnya sih, posting satu tulisan satu minggu sekali, toh tulisan itu juga nantinya bakalan bermanfaat buat gue sendiri. Kenapa malah lebih milih buat menghabiskan waktu dan kuota buat hal-hal yang kurang berfaedah, seperti, stalking instagram-nya nya naq-anaq musikeli atau bahkan Mimi Peri.

Rasanya sudah capek diri ini ngomelin diri sendiri. Nggak tau deh, kenapa bebal banget kalau dibilangin.

Terus sekarang mau ngapain nih, gue?

Tuh kan jadi lupa,

Hvft.

Oke, baiknya gue melakukan semacam time traveller ke dua bulan belakang untuk menebus semua kesalahan gue sama ini blog. Supaya gue nggak merasa bedosa-berdosa amat, gue akan mencoba menceritakan hal apa saja yang sudah gue lakukan selama gue hiatus.

Semoga saja, penyakit amnesia-amnesia-an-nya gue tidak kambuh di tengah jalan. Kalau sampai itu terjadi, duh, ngeri deh ngebayangin apa yang bakalan blog gue lakukan terhadap gue, bisa-bisa pas gue buka blog ini ternyata semua postingannya sudah hilang dan diganti dengan foto-foto mantan pacar gue dan calon istrinya.

Bhak~

Akan gue mulai dari,
Moment Lebaran

Yaaah…  Karena gue adalah anak perantauan, jadi hal yang sudah jelas akan gue lakukan ketika mau lebaran adalah mudik.

Sama seperti tahun-tahun sebelumnya juga, gue memang tidak pernah seantusias teman-teman gue yang lain ketika mudik. Jika teman-teman yang lain sudah melakukang packing satu minggu sebelum mudik, atau bahkan ada yang satu bulan sudah packing, gue justru melakukan packing malam harinya, sebelum gue mudik.

Bukan cuma itu saja. Berbeda dengan teman-teman gue yang sudah kelimpungan memikirkan kendaraan mudik dari beberapa bulan sebelumnya, gue baru memutuskan akan naik travel siapa, satu jam sebelum gue mudik.

Puti titisannya Larry, memang..

Sesampainya di kampung halaman…

Mmm gue ngapain ya waktu itu?

Ah iya..

Hari pertama di kampung halaman; tanpa banyak basa basi, gue langsung tidur seharian, layaknya orang yang lagi simulasi jadi orang mati. Maklum, mungkin gue kecapean barangkali.

Hari ke-dua  di kampung halaman ; selepas sahur dan shalat subuh (ini pencitraan banget ibadah pake diumbar. Astaghfirullah) gue langsung ketiduran sampe… kapan, ya? gue juga lupa waktu itu. 
Dan malam harinya, setelah buka puasa tentunya, gue langsung  marathon nonton drama Korea sampai sahur.

Hari ke-tiga di kampung halaman; masih sama dengan hari sebelumnya.

Ngapain?

Pake nanya, lagi. Baca ulang, gih!

Hari ke-empat di kampung halaman; agak berbeda dikit, karena gue sempat nggerecokin si ibu yang lagi masak. Setelah gagal meminta izin buat batalin puasa, karena tergoda opor ayam dan ketupatnya, gue kecewa dan memutuskan untuk tidur lagi.

Hari ke-lima di kampung halaman; hari yang paling ditunggu-tunggupun tiba, yaitu Lebaran. Bagi gue sih biasa aja. Bangun pagi, sholat idul fitri, dan kemudian halal bihal dengan semua sanak saudara dan juga para tetangga. 

Tapi jujur deh ya, gue jarang banget bisa nangis pas lagi acara sungkem-sungkeman gitu. Kadang malah, gue ketawa kalau ada salah satu anggota keluarga gue yang lagi nangis. 

Gue kayaknya harus memeriksakan kepribadian gue ini, deh. Masa iya gue bisa nangis sesenggukan pas lagi nonton drama Korea, tapi nggak bisa nangis pas lagi ada di suasana sakral kayak gitu.

Belum lagi, pas acara halal-bihal ke tempat tetangga-tetangga. Gue berasa ikhlas nggak ikhlas. Kalau gue boleh milih, mungkin gue lebih milih diem di rumah sambil menjamahi semua toples-toples nastar, daripada harus keliling kampung dari ujung sampai ujung.

Sebenarnya, gue punya alasan sendiri kenapa gue merasa seperti itu. Alasannya adalah, gue sama sekali tidak mengenal tetangga-tetangga gue itu. Semenjak Ibu gue pindah ke Bumi Ayu, maka, mau tidak mau, ketika gue pulang kampung, ya gue harus pulang ke Bumi Ayu juga. Sedangkan, gue sendiri pulang kampung cuma satu tahun sekali, jadi wajar kalau gue sama sekali tidak mengenal semua tetangga-tetangga baru gue.

“Kenal aja enggak, masa iya sih gue pernah punya salah sama mereka?” Ujar pikiran picik gue.

Hari lebaran pun berlalu begitu saja, menyisakan perut begah gara-gara kebrutalan mulut gue.

Adapun lebaran tahun ini gue sangat bersyukur karena tidak mendapakan broadcast massage “Air tak selalu jernih” 

Hahaha

Oke lanjut… 

Cerita ini masih sangat panjang,

Kalau sampai sini kalian masih bertahan buat membaca, sebelum melanjutkan, gue sarankan untuk kalian yang mau pipis, mending pipis dulu, atau kalau yang laper mending kalian beli makan dulu.

Masih di momen lebaran,

H+1, gue dan ibu gue memutuskan untuk pergi mengunjugi adek gue di Purwakarta.

Gue merasa kasihan sama adek gue, sebenarnya. Padahal dia jomlo, tapi dia harus merasakan yang namanya LDR-an, LDR sama keluarga maksudnya.


Ziarah ke tempat Ayah 

Besoknya, duh lupa, hari ke berapa ya? Ah iya, H+3 Lebaran, gue mengajak adek gue untuk mengunjungi makam almarhum Ayah gue, di Cimanggu. Kalau dari tempat tinggal adek gue ke Cimanggu membutuhkan waktu sekitar 2 jam.

Cimanggu adalah tempat dimana gue menghabiskan masa kecil gue, maka dari itu, tiap gue pulang ke Cimanggu, rasanya gue menemukan kepingan-kepingan kebahagian gue yang kian lama kian terkikis oleh waktu.

Disana gue bertemu dengan teman-teman masa kecil, yang, ehem, udah pada menggandeng anaknya masing-masing (nggak digendong lagi karena anaknya udah pada gede).


Reuni Dengan Teman SMP 

Gue juga sempat bertemu dengan teman-teman SMP gue yang kurang lebih delapan tahun nggak ketemu. Kalau diliha-lihat mereka tidak begitu banyak berubah, palingan cuma yang perempuan yang sedikit agak melar, atau paling juga kayak gue, yang sekarang sudah sedikit sukses karena punya penangkaran jerawat sendiri.
Jadi pada intinya, nggak ada satupun dari mereka yang bikin gue pangling.
Gue ngerasa percaya nggak percaya, kalau gue masih bisa bertemu dengan mereka, karena bisa dibilang, gue jadi temen mereka cuma satu tahun saja. Tapi ternyata bahkan ada salah satu diantara mereka yang masih mengingat kalau dulu dia pernah jadiin gue bahan contekan, sementara gue sendiri malah nggak inget sama sekali.

“Duh, Puti, dulu kan kita lagi deket-deketnya pas kamu pindah, aku kan tiap hari nyontek sama kamu, apalagi pas ulangan. Sedih rasanya pas kamu pindah tiba-tiba sekolah. Sedih nggak ada yang bisa aku contekin lagi.”

Selain itu, ada hal lain yang sebelumnya nggak pernah terbayangkan oleh gue.
Yha, gue bertemu dengan cinta pertama gue, kalau nggak salah, gue sempat bahas dia di blog ini. Adalah Acep Maryono, orang yang gue sukai secara diam-diam selama kurang lebih satu tahun, karena waktu itu Acep adalah pacar teman gue sendiri.
Setelah kepindahan gue ke Jakarta, Acep sempat nembak gue (Acep udah putus sama temen gue) tapi kemudian gue tolak. Itu adalah keputusan yang sangat gue sesali sampai sekarang.
Sebuah perasaan yang tidak bisa gue mulai dan tidak bisa gue akhiri juga, akhirnya menggantung begitu saja.
Setelah bertahun-tahun berlalu, ketika gue dan Acep akhirnya bisa bertemu lagi, saat itu juga gue dengar kabar bahwa Acep kembali bersama dengan teman gue dulu. Semua kabar itu didukung dengan bukti-bukti autentik mereka selama reuni sedang berlangsung. Mereka berdua menempel seperti perangko.
Dan tiba-tiba, ada sebagian hati gue yang sedikit retak.
“Sudahlah, gue memang tidak pernah punya celah” kata gue mencoba menghibur diri.

Liburan Keluarga
Entah kenapa, walaupun di Purwakarta adalah keluarga dari almarhum ayah, gue merasa gue lebih dekat dengan mereka ketimbang dengan keluarga dari pihak ibu. Gue tiba-tiba merasa punya banyak kakak perempuan ketika gue berada di dekat mereka.
Karena tanggal 3 Juli gue sudah harus kembali masuk kerja. Rencana awal gue adalah, tanggal 2 gue harus sudah sampai di Tangerang, sementara saat itu sudah tanggal 30 Juni,
“Kalau tanggal 1-nya gue balik ke Purwakarta, pasti masih keburu buat balik ke Tangerang sorenya” Pikir gue.
Sebelum tiba-tiba
“Puti, besok sabtu ikut jalan-jalan ke Waterboom dulu ya. Harus mau pokoknya” ucap salah satu tante gue.
Karena merasa nggak enak buat nolak, akhirnya gue mengiyakan ajakannya, itu adalah alasan yang pertama. Sedangkan alasan gue yang lain adalah, gue sebenarnya butuh piknik, kalau dipikir-pikir, Selama libur lebaran ini gue sama sekali belum pernah kemana-mana.
“Yha, ini semua demi kembalinya kewarasan jiwa dan raga gue”.

Jam 12 malam gue baru sampai di tempat tinggal adek gue di Purwakarta. Goks abis! Padahal besok pagi, gue udah harus berangkat lagi ke Tangerang.
Kampretnya, gue sama sekali nggak tau mau naik apa ke Tangerang.
Bodo amat yang penting gue tidur dulu.
Paginya, badan gue berasa mau rontok semua.

Perfect!

Setelah, melewati berbagai rintangan, akhirnya gue bisa sampai ke kontrakan gue jam 3 sore dengan selamat.
Besoknya, gue kembali bekerja dengan ogah-ogahan.

Beberapa minggu setelah libur Lebaran yang bisa dibilang awalnya biasa aja tapi akhirnya lumayan bikin gempor badan, gue diberi kejutan oleh perusahaan.
Yaaa~ kejutan itu tidak lain adalah AUDIT ISO.

Sumpah ya, rasanya gue lebih babak belur ketika mempersiapkan audit daripada pas liburan kemarin. Rasa-rasanya saat itu gue pengin mendadak hamil dan ngambil cuti hamil sampai Auditnya selesai.
Ini kalau mau nyeritain Audit ISO, bisa-bisa mata kalian keburu pecah karena kalamaan baca (Ada yang baca gitu? Paling juga di-skimming).

Yasudalah karena gue tau diri, sebaiknya postingan ini segera gue selesaikan sesegera mungkin setelah gue selesai mengetik kalimat ini.

Aku Adalah

Puti Andini

Pengabdi Wifi Telkom...

Bagian dari

Your Lucky Number

Kategori