Tadi pagi, gue
iseng blogwalking ke beberapa blogger langganan yang biasa gue kunjungin,
walaupun gue tidak meninggalkan jejak komentar.
Dan
tiba-tiba….
Gue kangen,
Gue kangen
ikut ngerusuh di kolom komentar blogger
lain, gue kangen ketawa-ketawa sendiri tiap kali baca postingan mereka, baik
yang bisa menginspirasi atau justru malah yang bikin sesat. Walapun biasanya, gue
cenderung lebih suka sama postingan yang bisa menuntun gue ke jalan yang sesat,
sih.
Hahaha~
Sebenarnya
ada banyak banget moment yang gagal gue abadikan di blog gue ini. Hal itu
teramat gue sayangkan.
Ini tuh ibaratnya kayak gimana ya? Penyesalan yang sudah
gue tau bakalan jadi penyesalan di masa yang akan datang, jadinya.
Jadi, pas
gue mikir gini “Ah ini nga gue ceritain di blog, pasti gue bakal nyesel nih”
dan, ya, gue sekarang nyesel beneran.
Hvft.
Kemudian terngiang
semua janji-janji yang pernah gue ucapkan sama blog gue ini, janji akan selalu
berbagi cerita dalam suka maupun duka~
Janji lagi,
diingkarin lagi, janji lagi, pura-pura amnesia, janji lagi, lagi, lagi...
Gitu aja
terus sampai keperawanannya mimi peri berhasil ada yang ngejebol.
Padahal apa
susahnya sih, posting satu tulisan satu minggu sekali, toh tulisan itu juga
nantinya bakalan bermanfaat buat gue sendiri. Kenapa malah lebih milih buat
menghabiskan waktu dan kuota buat hal-hal yang kurang berfaedah, seperti,
stalking instagram-nya nya naq-anaq musikeli atau bahkan Mimi Peri.
Rasanya
sudah capek diri ini ngomelin diri sendiri. Nggak tau deh, kenapa bebal banget
kalau dibilangin.
Terus
sekarang mau ngapain nih, gue?
Tuh kan
jadi lupa,
Hvft.
Oke,
baiknya gue melakukan semacam time traveller ke dua bulan belakang untuk menebus semua kesalahan gue sama
ini blog. Supaya gue nggak merasa bedosa-berdosa amat, gue akan mencoba
menceritakan hal apa saja yang sudah gue lakukan selama gue hiatus.
Semoga
saja, penyakit amnesia-amnesia-an-nya gue tidak kambuh di tengah jalan. Kalau
sampai itu terjadi, duh, ngeri deh ngebayangin apa yang bakalan blog gue
lakukan terhadap gue, bisa-bisa pas gue buka blog ini ternyata semua postingannya
sudah hilang dan diganti dengan foto-foto mantan pacar gue dan calon istrinya.
Bhak~
Akan gue mulai dari,
Akan gue mulai dari,
Moment Lebaran
Yaaah… Karena gue adalah anak perantauan, jadi hal
yang sudah jelas akan gue lakukan ketika mau lebaran adalah mudik.
Sama
seperti tahun-tahun sebelumnya juga, gue memang tidak pernah seantusias
teman-teman gue yang lain ketika mudik. Jika teman-teman yang lain sudah
melakukang packing satu minggu sebelum mudik, atau bahkan ada yang satu bulan sudah
packing, gue justru melakukan packing malam harinya, sebelum gue mudik.
Bukan cuma
itu saja. Berbeda dengan teman-teman gue yang sudah kelimpungan memikirkan
kendaraan mudik dari beberapa bulan sebelumnya, gue baru memutuskan akan naik
travel siapa, satu jam sebelum gue mudik.
Puti
titisannya Larry, memang..
Sesampainya
di kampung halaman…
Mmm gue
ngapain ya waktu itu?
Ah iya..
Hari
pertama di kampung halaman; tanpa banyak basa basi, gue
langsung tidur seharian, layaknya orang yang lagi simulasi jadi orang mati.
Maklum, mungkin gue kecapean barangkali.
Hari ke-dua di kampung halaman ; selepas sahur dan shalat
subuh (ini pencitraan banget ibadah pake diumbar. Astaghfirullah) gue
langsung ketiduran sampe… kapan, ya? gue juga lupa waktu itu.
Dan malam harinya,
setelah buka puasa tentunya, gue langsung marathon nonton drama Korea sampai sahur.
Hari ke-tiga
di kampung halaman; masih sama dengan hari sebelumnya.
Ngapain?
Pake nanya,
lagi. Baca ulang, gih!
Hari
ke-empat di kampung halaman; agak berbeda dikit, karena gue sempat nggerecokin si
ibu yang lagi masak. Setelah gagal meminta izin buat batalin puasa, karena
tergoda opor ayam dan ketupatnya, gue kecewa dan memutuskan untuk tidur
lagi.
Hari
ke-lima di kampung halaman; hari yang paling ditunggu-tunggupun tiba, yaitu
Lebaran. Bagi gue sih biasa aja. Bangun pagi, sholat idul fitri, dan kemudian
halal bihal dengan semua sanak saudara dan juga para tetangga.
Tapi jujur
deh ya, gue jarang banget bisa nangis pas lagi acara sungkem-sungkeman gitu. Kadang malah, gue
ketawa kalau ada salah satu anggota keluarga gue yang lagi nangis.
Gue
kayaknya harus memeriksakan kepribadian gue ini, deh. Masa iya gue bisa nangis
sesenggukan pas lagi nonton drama Korea, tapi nggak bisa nangis pas lagi ada di
suasana sakral kayak gitu.
Belum lagi,
pas acara halal-bihal ke tempat tetangga-tetangga. Gue berasa ikhlas nggak
ikhlas. Kalau gue boleh milih, mungkin gue lebih milih diem di rumah sambil
menjamahi semua toples-toples nastar, daripada harus keliling kampung dari
ujung sampai ujung.
Sebenarnya,
gue punya alasan sendiri kenapa gue merasa seperti itu. Alasannya adalah, gue
sama sekali tidak mengenal tetangga-tetangga gue itu. Semenjak Ibu gue pindah
ke Bumi Ayu, maka, mau tidak mau, ketika gue pulang kampung, ya gue harus
pulang ke Bumi Ayu juga. Sedangkan, gue
sendiri pulang kampung cuma satu tahun sekali, jadi wajar kalau gue sama sekali
tidak mengenal semua tetangga-tetangga baru gue.
“Kenal aja
enggak, masa iya sih gue pernah punya salah sama mereka?” Ujar pikiran picik gue.
Hari lebaran
pun berlalu begitu saja, menyisakan perut begah gara-gara kebrutalan mulut gue.
Adapun lebaran
tahun ini gue sangat bersyukur karena tidak mendapakan broadcast massage “Air
tak selalu jernih”
Hahaha
Oke lanjut…
Cerita ini
masih sangat panjang,
Kalau
sampai sini kalian masih bertahan buat membaca, sebelum melanjutkan, gue
sarankan untuk kalian yang mau pipis, mending pipis dulu, atau kalau yang laper
mending kalian beli makan dulu.
Masih di
momen lebaran,
H+1, gue
dan ibu gue memutuskan untuk pergi mengunjugi adek gue di Purwakarta.
Gue merasa
kasihan sama adek gue, sebenarnya. Padahal dia jomlo, tapi dia harus merasakan
yang namanya LDR-an, LDR sama keluarga maksudnya.
Ziarah ke tempat Ayah
Besoknya,
duh lupa, hari ke berapa ya? Ah iya, H+3 Lebaran, gue mengajak adek gue untuk
mengunjungi makam almarhum Ayah gue, di Cimanggu. Kalau dari tempat tinggal
adek gue ke Cimanggu membutuhkan waktu sekitar 2 jam.
Cimanggu
adalah tempat dimana gue menghabiskan masa kecil gue, maka dari itu, tiap gue
pulang ke Cimanggu, rasanya gue menemukan kepingan-kepingan kebahagian gue yang
kian lama kian terkikis oleh waktu.
Disana gue
bertemu dengan teman-teman masa kecil, yang, ehem, udah pada menggandeng anaknya
masing-masing (nggak digendong lagi karena anaknya udah pada gede).
Reuni Dengan Teman SMP
Gue juga
sempat bertemu dengan teman-teman SMP gue yang kurang lebih delapan tahun nggak
ketemu. Kalau diliha-lihat mereka tidak begitu banyak berubah, palingan cuma
yang perempuan yang sedikit agak melar, atau paling juga kayak gue, yang
sekarang sudah sedikit sukses karena punya penangkaran jerawat sendiri.
Jadi pada
intinya, nggak ada satupun dari mereka yang bikin gue pangling.
Gue ngerasa
percaya nggak percaya, kalau gue masih bisa bertemu dengan mereka, karena bisa
dibilang, gue jadi temen mereka cuma satu tahun saja. Tapi ternyata bahkan ada
salah satu diantara mereka yang masih mengingat kalau dulu dia pernah jadiin
gue bahan contekan, sementara gue sendiri malah nggak inget sama sekali.
“Duh, Puti,
dulu kan kita lagi deket-deketnya pas kamu pindah, aku kan tiap hari nyontek
sama kamu, apalagi pas ulangan. Sedih rasanya pas kamu pindah tiba-tiba sekolah.
Sedih nggak ada yang bisa aku contekin lagi.”
Selain itu,
ada hal lain yang sebelumnya nggak pernah terbayangkan oleh gue.
Yha, gue
bertemu dengan cinta pertama gue, kalau nggak salah, gue sempat bahas dia di
blog ini. Adalah Acep Maryono, orang yang gue sukai secara diam-diam selama
kurang lebih satu tahun, karena waktu itu Acep adalah pacar teman gue sendiri.
Setelah
kepindahan gue ke Jakarta, Acep sempat nembak gue (Acep udah putus sama temen
gue) tapi kemudian gue tolak. Itu adalah keputusan yang sangat gue sesali
sampai sekarang.
Sebuah
perasaan yang tidak bisa gue mulai dan tidak bisa gue akhiri juga, akhirnya
menggantung begitu saja.
Setelah
bertahun-tahun berlalu, ketika gue dan Acep akhirnya bisa bertemu lagi, saat
itu juga gue dengar kabar bahwa Acep kembali bersama dengan teman gue dulu.
Semua kabar itu didukung dengan bukti-bukti autentik mereka selama reuni sedang
berlangsung. Mereka berdua menempel seperti perangko.
Dan
tiba-tiba, ada sebagian hati gue yang sedikit retak.
“Sudahlah,
gue memang tidak pernah punya celah” kata gue mencoba menghibur diri.
Liburan Keluarga
Entah kenapa,
walaupun di Purwakarta adalah keluarga dari almarhum ayah, gue merasa gue lebih
dekat dengan mereka ketimbang dengan keluarga dari pihak ibu. Gue tiba-tiba
merasa punya banyak kakak perempuan ketika gue berada di dekat mereka.
Karena
tanggal 3 Juli gue sudah harus kembali masuk kerja. Rencana awal gue adalah,
tanggal 2 gue harus sudah sampai di Tangerang, sementara saat itu sudah tanggal
30 Juni,
“Kalau
tanggal 1-nya gue balik ke Purwakarta, pasti masih keburu buat balik ke
Tangerang sorenya” Pikir gue.
Sebelum
tiba-tiba
“Puti,
besok sabtu ikut jalan-jalan ke Waterboom dulu ya. Harus mau pokoknya” ucap
salah satu tante gue.
Karena
merasa nggak enak buat nolak, akhirnya gue mengiyakan ajakannya, itu adalah
alasan yang pertama. Sedangkan alasan gue yang lain adalah, gue sebenarnya
butuh piknik, kalau dipikir-pikir, Selama libur lebaran ini gue sama sekali
belum pernah kemana-mana.
“Yha, ini
semua demi kembalinya kewarasan jiwa dan raga gue”.
Jam 12
malam gue baru sampai di tempat tinggal adek gue di Purwakarta. Goks abis!
Padahal besok pagi, gue udah harus berangkat lagi ke Tangerang.
Kampretnya,
gue sama sekali nggak tau mau naik apa ke Tangerang.
Bodo amat
yang penting gue tidur dulu.
Paginya,
badan gue berasa mau rontok semua.
Perfect!
Setelah,
melewati berbagai rintangan, akhirnya gue bisa sampai ke kontrakan gue jam 3
sore dengan selamat.
Besoknya,
gue kembali bekerja dengan ogah-ogahan.
Beberapa
minggu setelah libur Lebaran yang bisa dibilang awalnya biasa aja tapi akhirnya
lumayan bikin gempor badan, gue diberi kejutan oleh perusahaan.
Yaaa~
kejutan itu tidak lain adalah AUDIT ISO.
Sumpah ya,
rasanya gue lebih babak belur ketika mempersiapkan audit daripada pas liburan
kemarin. Rasa-rasanya saat itu gue pengin mendadak hamil dan ngambil cuti hamil
sampai Auditnya selesai.
Ini kalau
mau nyeritain Audit ISO, bisa-bisa mata kalian keburu pecah karena kalamaan
baca (Ada yang baca gitu? Paling juga di-skimming).
Yasudalah
karena gue tau diri, sebaiknya postingan ini segera gue selesaikan sesegera
mungkin setelah gue selesai mengetik kalimat ini.
0 komentar:
Posting Komentar
Tinggalin jejak dulu ya sebelum close tab,.. ^0^
Biar bisa dikunjungin balik \m/