That X
Saat itu, kuliah umum semester satu sedang berlangsung.
Hari pertama dimana gue resmi menjadi seorang mahasiswa.
Lagu mbak Tay-tay terngiang di kepala gue secara tiba-tiba.
Ketika gue sedang khidmat-khidmatnya megamati calon-calon
teman gue untuk kurang lebih 4 tahun ke depan, tiba-tiba terdengar suara
seseorang yang memanggil gue.
“Mbak, boleh minta tolong fotoin kita, nga?”
Setelah yakin “mbak” yang dimaksud adalah gue, guepun
bersedia menyanggupi permintaan dari cowo tersebut.
“Oke, aku hitung ya… 1…2…”
Ada jeda beberapa detik sebelum akhirnya gue menghitung sampai
3, ketika mata gue menangkap sosok yang lumayan menyita perhatian gue.
Gue hanya tersenyum dan,
“3….Oke sip!” lanjut gue.
“He is so tall and hansome as hell~”
Lagu mbak Tay-tay terngiang di kepala gue secara tiba-tiba.
***
Hari pertama kuliah, gue mencoba kembali mencari sosok itu,
tapi sayangnya, gue tidak menemukannya. “Barangkali kita memang beda kelas”
batin gue.
Waktupun terus berjalan sebagai mana mestinya.
Sesekali gue masih mencari dia ketika gue sedang di kampus.
Beberapa bulan setelah itu, ada salah seorang mahasiswa dari
kelas lain, sebut saja namanya Budi, yang meminta untuk memasukan temannya ke
grup WhatsApp kelas gue. Karena gue termasuk admin di grup kelas, maka tanpa
banyak tanya guepun memasukan orang tersebut.
Dan kontak itu hanya gue beri nama C.
Alasan Budi meminta untuk memasukan temannya itu ke grup kelas, adalah, mereka berniat untuk ikut mata kuliah
Agama di kelas gue, itu berarti mereka harus masuk ke kelompok di kelas gue
juga.
Karena gue awalnya gue cuma kenal sama Budi, akhirnya gue
meminta Budi saja yang masuk di kelompok gue, sementara itu si C gue sarankan untuk
masukan ke kelompok lain.
Dulu, gue dan Meta lumayan sering bikin rusuh di grup WA kelas.
Kita berdua benar-benar kritis sama apa yang teman-teman lain bahas di
Grup. Kebetulan, di kelas gue memang
kebanyakan anak cowo-nya, makanya terkadang bahasaan mereka suka melenceng
kemana-mana, dan itu membuat gue dan Meta gerah.
“Kalian itu mahasiswa, bukan orang-orang terminal!“ Kata gue
dengan kesal.
Bukan cuma bahasan mereka di grup kelas yang kadang bikin
gue merasa “ Ya Allah, ini kenapa gue dapet temen-temen model mereka sih?” ada
juga segelintir anak-anak yang pm gue secara personal di WhatsApp.
“Puti, kamu orangnya yang mana sih?”
“Minta foto kamu dong, Put?”
“Ganti ava WA-nya dong, biar tau Puti yang mana?”
Baca chat dari mereka aja rasanya bikin gue pengen muntah
beling.
Bukan apa-apa, hanya saja gue tidak mau dianggap melakukan
perbuatan tidak menyenangkan dengan mengirim foto gue yang sebenarnya masuk
kedalam kategori disturbing picture. Kan dosa jadinya.
Tapi, setelah gue install aplikasi byuti ples, barulah gue
berani mengganti avatar WhatsApp dengan foto gue sendiri.
#dibakarmasal
“Oh jadi, ini yang namanya, Puti…” muncul notif chat dari C.
“-___________-”
***
“Puti…… Aku sekelompok loh sama mas X” pekik Meta girang
“Siapa?” Tanya gue.
“Itu loh, yang kamu ceritain pas dulu kuliah umum…” papar
Meta
“Hah? Serius? Oh namanya X? dia yang dari kelasnya Budi itu?
Astagaaa…”
“Tau gitu dia aja yang gue masukin kekelompok gue, bukan
malah Budi” lanjut gue dalam hati.
***
Obrolan gue dan Meta-pun tentang mas X semakin menjadi-jadi.
“Ya Allah, Putiiii… dia itu cool bangettttt” Meta histeris
“Kan udah ku bilang dari awal juga, Ta. Aku suka sama dia at
the first sight. Makanya aku sering nyari-nyari dia di kampus. Taunya malah
satu kelompok sama kamu”
“Mueheheeh..” Meta tertawa puas.
***
“Mas X itu keren banget loh Put” Kata Meta sepulang kuliah
setelah dia presentasi Agama
“Kenapa emang?” tanya gue penasaran.
“Kemaren dia ngga sempet ngumpul buat bahas presentasi tadi,
tapi kamu liat sendiri kan? Dia bisa lancar gitu presentasinya… aaaahhhhkkkk”
jelas Meta panjang lebar.
“Pilihanku emang ngga salah kan, Ta?”
“Ahhhh dia kesayangankuu~”
“Kesayanganku juga, Ta…” gue nggak mau ngalah
“Ah iya, Mas X kesayangan kita…”
kata Meta sambil
meluk-meluk gue. Dan akhirnya kita kayak orang lesbi yang lagi pacaran di
jalan.
***
Gue merasa jadi orang bego se-desa Konoha. Gimana engak,
hampir tiap kali ke kampus, gue berharap bisa papasan sama mas X, ternyata gue
udah punya kontak WhatsAppnya dari lama. Lebih kampretnya lagi, gue pernah
beberapa kali mengabaikan chat dari dia.
Penyesalan itu memang sama kayak mahasiswa, datangnya pasti
selalu terlambat.
***
“Puti… tau nggak? katanya, mas X pindah ke kelas kita…”
“Seius, Ta?”
“Iya seriuss, besok liat aja di absen kelas B”
“Ah senangnyaaaa~”
Gue dan Meta pelukan lagi di jalan macem orang Lesbi jilid
II.
***
Setelah memastikan beberapa kali, ternayata memang benar, mas X pindah ke kelas gue.
Akibat kepindahan si pemicu detak jantung gue itu #eaaak
#silahkan muntah
Gue jadi tidak bisa berkonsentrasi dengan baik saat jam
kuliah berlangsung. Rasa-rasanya leher gue ada auto muter ke belakang -nya buat
ngeliat mas X.
Bukan cuma itu aja, gue dan
Meta sering histeris macam orang yang abis dapet uang kaget 10jt kalau
mas X lewat di depan kita berdua.
***
Gue dengan cara gue, dan Meta dengan caranya sediri berhasil
mengungkap sedikit identitas mas X itu.
“Dia kerja di KFC, Put”
“Iya, ternayta da lulusan tahun 2010 ya, Ta”
“Kirain seumuran, hehe, tapi kok nggak ketara gitu ya”
“Orang ganteng mah bebas, Ta”
“Dia suka basket tau, Put”
“Pantes aja tinggi gitu kayak galah..”
“hahahha” ketawa bareng tanpa pelukan.
“Dia ngekost di daerah Cikupa loh, Ta…”
“Udah tau..”
“Asem!”
“Semalem aku mo nembak dia, eh malah chatku dipotong gitu
aja” aku Meta.
“W-W-What!! kampret bener kamu, Ta. Nyuri start duluan”
“Ya, abisan aku gregetan banget sama dia”
“Dia suka banget memutuskan chat dengan kata “Yaudah deh…”,
iya kan?”
“Nah, iya tuh bener… hahahaha”
“Orang ganteng mah bebas, Ta”
***
“Aku nggak semangat nih?”
“Kenapa?” Tanya gue
“Mas X ngga masuk” jawab Meta
“Iya, sama, udah yuk pulang aja….” gue ikutan ngawur
***
“Puti…. Mas x ngajak belajar bareng” Kata Meta tiba-tiba.
Degggg
Ada perasaan lain yang gue rasakan saat Meta mengatakan itu.
Gue nggak tau kenapa tiba-tiba dada gue sakit, padahal gue nggak punya penyakit
asma.
Mungkinkah ini yang dinamakan dengan gejala awal penyakit
asma?
#dibakarmasal(2)
Dari awal, gue tidak berencana untuk menjadikan mas X sebagai milik gue sendiri. Gue mau berbagi dengan Meta juga. Toh, kayak gitu
aja udah bisa bikin gue seneng. Tapi kenapa tiba-tiba perasaan gue sakit pas
Meta bilang kalau mas X mau belajar bareng sama Meta.
Gue mulai mencari tau tentang perasaan apa yang sebenarnya
gue rasakan sama mas X itu. Gue masih nggak terima kalau gue ternyata bisa
jatuh cinta semudah itu.
Oke, gue emang tipe orang yang gampang suka sama seseorang,
tapi ya itu cuma sebatas suka, tanpa ada niatan buat memiliki. Contohnya, gue
suka sama oppa-oppa Korea. (itu beda kasus woy!)
Ya intinya, gue nggak mau kalau harus marah sama temen
sendiri cuma gara-gara hal remeh kayak gitu, apalagi masalah cowo.
Gue jauh lebih lama kenal sama Meta dari pada sama mas X.
Maka dari itu, untuk mengindari terjadinya konflik yang
tidak gue inginkan, gue memilih untuk mengurangi bahasan tentang mas X dengan
Meta.
Gue nggak tau Meta ngerasain hal yang sama kayak gue juga
atau tidak. Gue juga nggak tau tingkat sukanya dia ke mas X seperti apa, apakah
lebih besar dari gue, atau biasa saja.
Tapi terkadang, hati memang tidak pernah bisa seiya sekata
dengan otak.
-To be Continue......
ini kok aku ikut ngebayangin yha, pegang hape orang yang minta tolong, ngepasin, terus sebelum di klik ngelirik wajah orang yang mau difoto. ihir.. iya soalnya sering diminta tolong buat fotoin huhuhu
BalasHapuslha emang foto profilnya mas X nga pake wajah asli kok bisa nga tau?
dilema yah akhirnya, ketika sering jadi bahasan bareng, eh salah satu malah bisa lebih deket sama subjek pembicaraan. dan sialnya bukan kamu. yag bikin nyeseg mah kan yang liat kamu dulu. harusnya kamu dulu yang memiliki kan. iya, kan, iya kan, jawab cici paramita.
yhaaaa gitulah pokoknya..
Hapusnga pake sih seingetku, makanya aku nga tau.
you now me so well, mas Tomi.
*kray
Siapa Mas X, yang membuat dia wanita sampai terpesona. Inimah persahabatan dan cinta,jadi pilih yang mana,
BalasHapusaku pilih tirai nomer 2 aja deh.
HapusJadi ikut ngebayangin nyeseknya saat orang yang kita kecengin malah milih temen kita sendiri.
BalasHapusSabar ya Puti
aku tidaq apa-apa koq~
HapusWkwkwkw the queen of baper :vv. Klo udh begitu iya rumit masalahnya, lebih baik menjauh aja.
BalasHapusmmmm gimana ya?
HapusItu gue put.. masa elo kagak tau...
BalasHapusCurcol nih yeee...
Gue suka basket lho put...
BAU SEGAR KETEK!!
WKWKWKWKWK...
kaga..
Hapusbodo amat kang..
Alah </3
BalasHapusKak Puti, aku bacanya kek apa ya, ngefans tapi kek ada rasa suka secara pribadi juga. Ya kek kebanyakan orang suka sama Oppa ganteng. Mungkin karena orang itu di lingkup yang sama dan pernah keep in touch sama Kakak, jadinya gitu deh...
Eh... Ini nyata beneran? Hem... *berpikirkeras*
ya kayak gitu lah..
Hapusooh, bisa jadi aku cuma ngefans ya?
mmm tapi nga tau deh..
AAAAAAAKKKK
BalasHapusIni mah FTV banget iniii hihihi
aaaakkkk...
Hapussemoga ada produser ftv yang baca ..
muehehe