Gagal Fokus
*lirik jam (padahal nggak punya
jam dinding)
Eh ada kok, tapi udah
mati lebih dari satu tahun yang lalu, dan di antara kami bertiga (gue, Fitroh
dan Mba Susi) tidak ada satupun yang
mempunyai cukup waktu untuk mengganti baterainya.
Gimana sih? Katanya nggak punya jam dinding,
tapi ada..
Ya punya, tapi jamnya
mati..
Yang bener punya atau nggak punya? Nggak jelas
banget dah!
Eh! Berantem aja
yuk!
Yaah, biasalah, kami
bertiga memang sibuk.
Mba Susi sibuk
telponan sama pacarnya,
Fitroh sibuk diapelin
pacarnya,
Puti sibuk mencampuri
urusan orang lain dengan drama Korea-nya.
Oke daripada nanti ada
yang beneran ribut, lirik jam diganti sama liat jam di pojok kanan bawah laptop
aja…
“Wuooh daebak!!” (Eh, maaf. Kayaknya
gue barusan kerasukan arwah Bae Zusy deh)
#kriik -_-
Bagi drakor freaks
macham gue ini, marathon drama sampai jam segini itu udah nggak aneh lagi. Buka
laptop dari jam 3 siang, tau-tau liat jam udah jam setengah 3 pagi (diselingi
makan, mandi, sama sholat, kok).
Kalau difikir-fikir
gue sama pencandu rokok itu hampir tidak ada bedanya, kalau pecandu rokok, sebelum
ngapa-ngapain, dia pasti bilang “sebat duls ah…” dan baru bisa berhenti,
disebat yang ke-12. Kalau gue, setiap kali buka laptop, pasti bilang “ah, nonton satu episode dulu ngga apa-apa
kali, cuma sejam, itung-itung pemanasan mata”.
Satu jam berlalu, dan satu
episode selesai.
“Lah, nanggung banget,
penasaran, satu lagi deh…”
Gitu aja terus sampai tau-tau
udah mau episode terakhir.
Kayak sekarang ini,
tadinya gue hampir saja khilaf buat menghatamkan drama yang baru saja gue
tonton (Qur’an noh dikhatamin). Untung aja gue sadar,
kalau ternyata besok itu hari Sabtu, jadwal gue untuk bikin postingan di blog.
Xianjiir! Penting banget emang?!
Penting lah, untuk
menunjukan sama diri gue sendiri kalau gue bisa konsisten sama diri gue sendiri
juga. Muehehe
Drama yang barusan gue
tonton adalah drama Korea yang sudah cukup lama tayang di Korea, hmmm sekitar
bulan Juli 2016, judulnya adalah “Uncontrollably Fond”.
Ada yang tau? Enggak ada?
Oh. Oke. :’””)
Gue sendiri nggak tau
apa arti dari Uncontrollably Fond, jangan kan artinya, untuk melafalkannya saja,
lidah gue rasanya mau kecengklak. Nah, maka dari itu demi keselamatan lidah gue,
lebih ena kalau gue menyingkatnya menjadi “UF”.
Sip! Puti memang cerdas!
Bentar,
Kok gue mules…
-
-
Ini serius gue abis
dari kamar mandi beneran loh..
#kriik -_-(2)
Kamar mandi di
kontrakan gue gelap karena lampunya mati beberapa bulan yang lalu, dan lagi-lagi,
diantara kami bertiga, tidak ada satupun yang mau menggantinya.
Tapi kali ini bukan
karena kami kami nggak punya waktu, melainkan karena “Langit-langitnya tinggi
banget, anjeer!”, jadi, yaudah pasrah aja. Meskipun, saat malam kami harus
lebih waspada terhadap makhluk yang tidak diharapkan hadir di kamar mandi.
Apalagi kalau bukan....
kecoa.
Kecoa merupakan
makhluk mitologi kuno yang konon bagi orang-orang tertentu kehadirannya lebih
menakutkan dari pada kehadiran mantan. Orang-orang tertentu yang dimaksud adalah gue sendiri.
Entah kenapa, gue bisa
biasa aja setiap hari ketemu mantan, dan bahkan masih sering di-ciye-ciye-in
sama juga temen kerja. Gue bisa dengan mudah mengabaikan mantan gue ketika kita
berdua papasan. Lain halnya dengan kecoa, bahkan sebelum kita papasaan (dengan jarak masih 2 meter-an lah), gue udah histeris duluan, kabur dan langsung mencari
perlindungan buat ngumpet.
Padahal dibandingkan
dengan mantan gue, ukuran kecoa itu berkali-kali lipat jauh lebih kecil
(menurut analisa sementara gue, mungkin kira-kira lebih dari 720x lipatnya).
Ah iya, gue inget.
Dari segi ukuran,
mungkin ukuran kecoa kalah jauh dari ukuran mantan gue. Tapi, di luar itu
semua, ternyata gue punya lebih banyak kenangan buruk dengan kecoa-kecoa
lucknut itu dibandingkan dengan kenangan buruk dari mantan gue.
Inilah beberapa
kenangan bersama kecoa yang masih terekam dengan jelas di memori otak gue.
Kenangan pertama.
Puti Andini saat
remaja, pernah iseng nyemprot sarang kecoa dengan semprotan nyamuk baygon, yang
berakhir dengan penyerbuan yang dilakukan oleh gerombolan warga kecoa yang ada di sarang
tersebut.
Hal itu menyebabkan trauma yang sangat
mendalam bagi gue, dan juga adik gue, Aldo. Padahal saat itu, Aldo sama sekali
nggak tau apa-apa. Aldo yang sedang
khusyuk nonton tv di ruang tamu, tiba-tiba kaget liat gue lari pontang panting
kayak dikejar Satpol PP.
Setelah tau kalau kakaknya ternyata dikejar oleh banyak
sekali kecoa, kemudian barulah Aldo ikut-ikutan bereaksi.
Berdiri-teriak-panik-nangis.
Kalau ngebayangin
kondisi gue dan Aldo saat itu, rasanya bikin bulu kuduk gue merinding. Pokoknya, setelah kejadian itu, gue jadi tau
satu hal; ‘Rasa takut Aldo terhadap kecoa lebih besar dari pada gue”
Kenangan kedua.
Kejadian bermula ketika sekolah sedang melakukan fogging. Setelah fogging selesai, para siswapun diminta
untuk masuk kembali ke kelasnya masing-masing.
Awalnya memang tidak
terjadi apa-apa. Tapi beberapa menit setelah asap fogging hilang, bencana mulai
datang, tidak tanggung-tanggung, bukan cuma segerombol warga kecoa lagi yang
muncul, mungkin semua populasi kecoa yang ada di sekolah gue saat itu
berhamburan keluar.
Ada kecoa yang
terbang.
Ada kecoa yang
terlentang sambil muter-muter.
Ada kecoa yang jalan.
Ada kecoa yang lari.
Ada kecoa yang kayang.
Mungkin malah ada kecoa
yang cinlok juga.
Hampir semua siswa
dibuat panik oleh gaya para kecoa itu, mereka (siswa) berteriak histeris,
bahkan ada satu orang siswi perempuan yang nekat naik keatas meja, kemudian
berlari dari satu meja ke meja lainnya menuju ke arah pintu keluar sambil
nangis.
Iya, itu gue.
Kenangan ketiga.
Gue juga pernah
dikunjungi geng kecoa (gue inget banget jumlahnya ada 6) , pas tengah malem . Karena
kamar gue full poster artis-artis Korea, otomatis suara kaki kecoa yang sedang merabat
di tembok yang ada posternya berhasil bikin gue terbangun dan terusir dari
kamar gue sendiri.
Sedeh!! :’(
Kenangan ke-empat.
Ini yang paling epic
dari semuanya!
Saat itu, gue baru
saja pulang dari nyasar sama pacar gue (yang sekarang udah jadi mantan).
Muter-muter selam 3 jam di daerah karawaci sukses bikin gue marah sama dia.
Sepanjang perjalanan pulang gue memilih untuk mendiamkan dia.
Ketika gue sedang
fokus manyun, tiba-tiba ada sesuatu yang nemplok di muka gue! deket idung,
deket mulut! Yaa, disitu lah pokoknya.
Kalian tau itu apa? IYA, KECOA!
Ada kecowah
nemplok di muka gue woy!!!
Bisa kalian bayangin
nggak gimana perasaan gue?
Enggak kan?
Hah? Kok bisa nemplok di muka? Emang nggak pake
helm?
Pake lah! Cuma…..
kacanya gue buka… :””)
Selain 4 kenangan
buruk itu, ada kenangan awkward bersama
kecoa yang pernah gue alamin juga.
Waktu itu, gue sama
Meta lagi makan di salah satu angkringan yang ada di Citra Raya. Saat sedang
asik-asiknya makan sambil ngobrol, munculah satu kecoa yang berlari ke arah gue
dan Meta. Gue langsung sigap berdiri, dan siap-siap untuk lari, sementara itu
Meta masih duduk sambil ngetawain gue yang lagi panik.
“Puti lebay banget
sih?! Tuh kecoanya udah ilang tuh, mana nggak ada? udah duduk lagi aja sih"
“Takut sama kecoa itu
wajar kali, dari pada kamu, takut sama kucing, kan malah aneh!”
“Kecoa itu kan lucu,
Put”
“Lucu ko ndine, Ta?”
Itu lah Meta, takut sama kucing dan malah
bilang kalau kecoa itu lucu.
Setelah memastikan
bahwa kecoa itu sudah pergi, gue kembali duduk untuk melanjutkan makan.
“Eh, tadi
ngomong-ngomong kecoanya kemana ya, Put?”
“Lah, nggak tau, tadi
katanya udah pergi?”
“Jangan-jangan
kecoanya masuk ke gelas ini lagi?” Meta nunjuk gelas yang berisi jahe susu miliknya.
Meta masih belum
berhenti ngeledekin gue, sampai tiba-tiba…
“Putiiii…. Ini
apaaaan?!!”
“Apasih, Ta?!”
“Inii…” Meta
menyodorkan piring makannya.
“ANJEEERRRR!”
Ternyata kecoa yang
tadi menghilang, bukan nyemplung ke jahe susu tapi malah bersarang di
makanannya Meta.
“Masih untung nggak
kamu makan ya, Ta? Kan nggak keliatan kayak kecoa, siapa tau kamu mikirnya itu
baso bakar”
Setelah kejadian itu,
gue sama Meta nggak pernah datang lagi ke angringan tersebut. Padahal
sebelumnya itu adalah tempat favorite kami berdua.
Sek.. sek…
Loh? Iki ngopo dadi ngomongke coro yo?
Wah Puti iki, cen ra beres uteke..
Oh , iya ya? Tadi kan
di atas lagi ngomongin drama Korea kan ya? Kenapa malah jadi gagal fokus ngebahas kecoa?
Ehm..
Uncontrollably Fond
atau UF..
Nganu…
Lah, gue lupa mau
cerita apaan jadinya…
#kriik -_-(3)
***
Meanwhile di dunia kecoa
Sedikit informasi buat kalian juga nih,
Menurut komik chibimarukochan yang pernah gue baca "jika kita melihat 1 kecoa, maka ada 40 kecoa lainnya yang sedang bersembunyi"